Disiplin Organisasi Menjadi Kunci Pesatnya Perkembangan Muhammadiyah

Author : Humas | Senin, 21 Mei 2018 11:52 WIB

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020 Bidang Pendidikan Tinggi Muhadjir Effendy pada Kajian Ramadhan PWM Jatim di UMM, Minggu (20/5).

 

Setelah mengikuti diskusi yang dihadiri Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014 Hajriyanto Y. Thohari, Cagub Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf  serta beberapa tokoh lain Sabtu kemarin, peserta Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur hari ini mendapat kesempatan untuk berdialog secara langsung dengan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020 Bidang Pendidikan Tinggi Muhadjir Effendy.

 

Muhadjir yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini mengupas masalah ideologi pada setiap individu yang sudah mati dan berganti menjadi ideologi uang. Hal ini berlaku di berbagai bidang, termasuk di dunia politik.

 

“Politik itu kan urusan keduniaan, dan urusan keduniaan salah satunya adalah materi,”ujarnya di UMM Dome, Minggu (20/5).

 

Lebih dalam Muhadjir menyampaikan, jika Muhammadiyah ingin turut serta terjun ke dunia politik maka mau tidak mau juga harus kuat secara materi. Meski demikian, hal-hal substansial yang menjadi pedoman organisasi tidak boleh ditinggalkan.

 

“Tentu saja dengan nilai-nilai yang tetap menjadi pegangan Muhammadiyah,” paparnya.

 

Muhadjir juga menyampaikan, saat ini warga Muhammadiyah masih banyak yang menganggap materi bukan hal utama yang harus diraih. Ia pun menyayangkan, jika karena pandangan tersebut di era ini Muhammadiyah belum memiliki kekuatan materi yang cukup besar besar. Padahal kekuatan materi menjadi kunci bagi Muhammadiyah dapat melakukan banyak hal.

 

“Tapi di sisi lain, Muhammadiyah itu punya modal yang luar biasa yaitu disiplin organisasi,” ungkapnya.

 

Selanjutnya, Muhadjir juga menyampaikan jika organisasi Muhammadiyah mampu berkembang hingga saat ini lantaran ditunjang oleh berbagai amal usaha. Amal usaha ini tidak lain merupakan buah dari kedisiplinan organisasi.

 

“Kalau mendengar Muhammadiyah kaya, itu yang kaya pasti organisasinya. Terutama amal-amal usahanya,”tegasnya.

 

Masih membahas hal yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005 – 2015 Din Syamsudin menekankan bahwa sebelum terjun ke dunia politik, Muhammadiyah harus mengerti terlebih dahulu tentang apa itu politik nilai.

 

Ia pun memaparkan, sebuah definisi yang sudah meluas dan dipraktikkan hingga sekarang oleh partai-partai politik dan para politisi dalam hal merebut posisi-posisi strategis di arena kekuasaan.  Definisi tersebut dikutipnya dari pakar politik Amerika Serikat, Harold D. Laswel yang berbunyi, Politics is who gets what, when, how. Ia pun berharap hal ini dapat menjadi referensi sepak terjang Muhammadiyah dalam dunia politik.

“Politik berhubungan dengan siapa, mengambil atau merebut apa, kapan, dan bagaimana,” pungkas Din.

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image