Sesi diskusi kegiatan Anak Muda dalam Politik 2024 (Foto : Istimewa). |
Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Malik Fadjar menggelar Diskusi Ruang Gagasan bertajuk Anak Muda dalam Politik 2024; Antara Pragmatisme, Oligarki, dan Harapan. Puluhan mahasiswa, pengamat, dan peserta turut serta dalam agenda yang dilaksanakan pada 3 November lalu di Learning space RBC Institute Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dipandu Dievanul Fajri, diskusi tersebut berjalan dengan menarik. Banyak anak muda yang mau terlibat di politik dengan mengeepankan ide serta gagasan. Bukan hanya sekadar pragmatisme dalam politik. Fadzryl Adzmy dari Pusat Studi Ilmu Politik UMM menilai, anak-anak muda, khususnya yang di Malang, masih menjaga idealisme mereka dalam politik di tengah pragmatisme politik yang dipertontonkan para elit menjelang Pemilu 2024.
Baca juga : CEO Muda di Teknik Elektro UMM: 600.000 Sarjana Menganggur karena Skill yang Tidak Tepat
Menurutnya, tantangan pemuda hari ini adalah mau memilih menjadi kaki tangan oligarki atau membawa perubahan dalam politik. “Semua itu kembali ke tangan kita masing-masing. Mau mengambil jalan pintas atau memilih proses yang baik dalam berpolitik,” tambah pria yang juga dosen Kampus Putih itu.
Di sisi lain, Sih Kanyono dari Gusdurian menyatakan bahwa sebenarnya anak muda merindukan sajian lokal yang menyatu dengan mereka. Mampu membumi lewat seni dan budaya. Engan begitu, anak-anak muda bisa diajak dan terlibat dalam proses politik. “Tapi jangan menggunakan seni budaya untuk kepentingan pragmatisme politik,” ujarnya.
Dalam diskusi itu, para peserta juga berkesempatan untuk saling berdiskusi tentang berbagi ide dan isu-isu penting yang harus mereka suarakan dalam panggung politik. Termasuk pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Mereka berusaha membahas bersama untuk meraih perubahan dari berbagai isu yang dibahas lewat cara-cara politik yang inovatif dan kreatif tanpa harus saling menjatuhkan satu sama lain.
Baca juga : David, Alumnus UMM yang Sukses Berkiprah di Dunia Jurnalistik dan Content Creator
Salah satu peserta, Yafi Helmi Jauhari mengatakan, menyuarakan hak pilih anak muda adalah hal penting sehingga mampu membawa perubahan bagi Indonesia. Ide-ide segar dan energi yang dimiliki anak muda dipercaya dapat membangun masa depan politik Indonesia ke arah yang lebih baik.
“saatnya anak muda berpartisipasi dalam politik. Semangat anak muda dalam politik adalah tanda bahwa generasi muda siap untuk berperan aktif dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih cerdas,” tutupnya. (*/wil)