Suasana pembagian daging kurban saat Idul Adha 1435 H. |
SESUAI maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan melangsungkan pelaksanaan shalat Idul Adha 1436 Hijriyah Rabu besok (23/9). Shalat berlangsung di dua lokasi, yaitu di helipad Kampus III Jl Tlogomas No 246 dan halaman parkir kampus II Jl Bendungan Sutami No 188, Malang.
Di Kampus III, ceramah Idul Adha akan disampaikan oleh ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad MSi, sementara di kampus II oleh dosen UMM Mokhammad Najih SH MHum.
Menurut Ketua Panitia Idul Adha UMM Ahmad Fatoni Lc MA, alasan pelaksanaan shalat id pada 23 September sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Pelaksanaan tersebut, kata Fatoni, bersamaan dengan Idul Adha di sejumlah negara di Timur Tengah seperti di Kuwait, Libanon, Libya, Maroko, Nigeria, Oman, Qatar, Turki, dan Pakistan.
Terkait penyediaan hewan kurban, UMM telah menyiapkan 10 sapi dan 23 kambing. Namun, tidak semuanya disembelih di UMM. “Yang disembelih di UMM yaitu 7 sapi dan 3 kambing di kampus III, lalu 2 sapi di kampus II. Sisanya disumbangkan ke sejumlah titik dakwah Muhammadiyah,” terang Fatoni.
Untuk distribusinya, UMM memprioritaskan untuk dibagikan pada masyarakat sekitar kampus I, II, dan III, serta Rumah Sakit UMM. Selain itu, juga disebar pada sejumlah cabang dan ranting Muhammadiah dan Aisyiyah di Malang.
Untuk distribusi yang lebih luas, UMM memanfaatkan peran aktivis mahasiswa, melalui sejumlah organisasi seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian (UKM-K), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
“Selain melakukan distribusi hewan kurban, mereka sekaligus melakukan kegiatan bakti sosial di desa-desa binaan mereka. Peran para aktivis mahasiswa ini sangat penting karena biasanya mereka lebih lincah dan bersemangat untuk berdakwah di daerah pinggiran,” ungkap Fatoni.
Sementara itu, asisten rektor UMM bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyah, Dr Nurhakim MA mengatakan, penyebaran hewan kurban itu hanyalah hal yang bersifat teknis dan simbolik, namun di baliknya terdapat makna yang amat dalam, khususnya terkait substansi Idul Adha yang bertitik tumpu pada nilai tauhid dan pengorbanan.
“Tauhid karena kita percaya bahwa penyembelihan itu merupakan perintah Allah, dan pengorbanan karena manusia dituntut kesediaannya merelakan apa yang dimiliki bagi orang-orang yang dipandang kurang beruntung,” terang Nurhakim.
Lebih dari itu, lanjut Nurhakim, semangat berbagi ini sekaligus mengajari mahasiswa dan dosen UMM agar tidak alpa, bahwa aktivitas akademik di kampus jangan sampai membuat mereka terlena hingga lupa pada kebutuhan masyarakat sekitar. “Inilah tradisi UMM dalam berbagi dan berbaur dengan masyarakat,” tandasnya. (han)