Novin yang memberikan dua tips agar bisa jadi content creator sukses. (Foto: Istimewa) |
Saat ini, pekerjaan kreator konten sedang berkembang dengan pesat di Indonesia. Bisa dilihat banyaknya akun yang memiliki pengikut puluhan dan ratusan ribu, hingga jutaan. Konten yang disajikan juga uni dan menarik serta ditayangkan dalam bentuk video, gambar, maupun teks.
Hal ini tentu membuat banyak anak muda ingin menjadi seorang kreator konten. Hal itu menarik perhatian dosen Ilmu Komunkasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novin Farid Setyo Wibowo, S.Sos., M.Si. Menurutnya, mereka yang sudah membuat konten patut diapresiasi. Bahkan ia memberikan jempol bagi mereka yang berani untuk ebrkarya dan membuat konten.
Novin, sapaannya menilai bahwa potensi contetn creator Indonesia sangat besar. Peluangnya juga cukup besar untuk menjadi salah satunya. “Sekarang ini adalah eranya industri kreatif. Jadi tidak kaget kalau banyak content creator yang bermunculan. Hal itu bagus untuk mendorong kreativitas dan banyak aspek lainnya,” jelasnya.
Peluang yang besar ini akan sangat bagus untuk mereka yang mampu menggunakan otaknya. Yakni dengan menciptakan hal inovatis dan kreatif. Apalagi perkembangan media sosial saat ini sangat pesat, sehingga memberikan banyak kesempatan untuk siapapun.
“Kalau dulu mungkin masih didominasi orang-orang ilmu komunikasi dan jurnalistik, ya. Tapi kalau sekarang, sudah banyak yang bisa pakai kameran, bisa menulis narasi dan melahirkan sebuah karya,” imbuhnya.
Dosen yang fokus di studi perfilman dan pertelevisian ini mengatakan jika riset adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang kreator konten. Tidak melulu membahas mengenai hal yang sedang tren, tapi minimal tahu persis apa yang sedang diinformasikan atau dibagikan.
“Kreator konten itu kan memberikan informasi. Jadi ketika menyampaikannya, paling tidak ada isi yang menarik. Hal itu hanya bisa didapat dari riset yang baik dan mendalam, " terangnya.
Selain kemampuan riset, konsistensi juga penting untuk menjadi seorang content creator. Konsistensi yang dimaksud utamanya menyangkut tema atau konsep konten yang di buat. Pun dengan cara yang menjadi ciri khas, serta jadwal untuk mempublikasikan konten tersebut harus sesuai. Ini penting agar mudah dikenal bahkan dioptimalisasi oleh platform publikasi.
“Jangan berpikir konten kita jelek. Berproses dulu. Habiskan masa jelek itu hingga kalian bisa bagus dan terus berkembang sehingga selanjutnya bisa survive,” tutup dosen yang juga seorang produser itu. (van/wil)