Dosen Psikologi UMM: Resolusi Butuh Target Realistis dan Tersistematis

Author : Humas | Rabu, 08 Januari 2025 09:03 WIB
Dosen Psikologi Sosial Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si. (Foto : Dinda Humas)

Tahun baru acap kali menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang untuk memperbarui dan menetapkan target-target yang akan dicapai. Biasanya tertuang dalam bentuk ‘resolusi’. Namun sayangnya, realita tak semanis ekspektasi. Tak sedikit  resolusi yang pada akhirnya gagal terwujud, mengapa hal itu bisa terjadi? Menanggapi pertanyaan tersebut, Dosen Psikologi Sosial Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si. menyebut ada beberapa alasannya. Mulai dari target yang tidak realitis hingga kurangnya perencanaan yang sistematis.

“Terkadang, seseorang bertindak impulsif dengan menentukan target atau tujuan secara instan dalam membuat resolusi. Seringkali resolusi yang dibuat hanya karena ‘FOMO’ akan suatu tren atau hal yang dilakukan orang lain. Apalagi jika tanpa mempertimbangkan perbedaan dalam kemampuan dan kapasitas diri sendiri,” ungkapnya.

Baca juga : Colloqium FEB UMM Beri Cara Akselerasi Pertumbuhan UKM

Agar resolusi tak hanya sekedar wacana, Yuni membagikan kiat-kiat jitu yang dapat ditempuh dalam mewujudkannya. Kiat pertama sekaligus menjadi kunci tolok ukur tingkat terwujudnya resolusi adalah dimulai dari evaluasi diri. Diantaranya dengan mengetahui besar peluang dari posisi, kekuatan, dan kemampuan, serta kapasitas diri untuk berubah, baik secara finansial, kapasitas diri, maupun dukungan psikologis dari lingkungan sosial. Kemudian setelah itu, menetapkan tujuan-tujuan yang realistis (reachable) dan spesifik. 

“Selain itu, kita juga harus menetapkan tujuan dan tahapan yang fokus dan terarah, seperti memetakan target, menentukan timeline, dan aktifitas yang secara bertahap dapat mengarahkan pada tercapainya resolusi. Ini akan sangat membantu,” sambungnya.

Meski nampak sederhana, transformasi diri membutuhkan komitmen dan konsistensi tinggi terhadap hal-hal kecil. Menurutnya, tercapainya target yang besar berangkat dari perubahan kecil yang dilakukan secara disiplin, hingga menjadi suatu kebiasaan (habit). Di sisi lain, Ia menyebut atmosfer lingkungan keluarga serta sosial yang positif mengambil peranan penting dalam keberhasilan proses transformasi diri. Selain itu, kemajuan teknologi serta perkembangan digitalisasi merupakan satu hal yang mutlak kita hadapi saat ini dan masa yang akan datang. Adapun bermedia sosial yang tepat dapat mendukung terwujudnya resolusi.

“Lingkungan keluarga dan pertemanan yang ‘sehat’ (positif) membantu seseorang memperoleh informasi, pengakuan, dan dukungan yang dibutuhkan dalam proses tranformasi diri. Sebaliknya, prosesnya akan sulit terwujud tanpa support dari keduanya,” jelasnya.

Baca juga : UMM Jadi Kampus Paling Berkelanjutan di Malang

Terakhir, Ia mengungkapkan resolusi merupakan satu hal yang positif dan boleh saja dilakukan pada momen tahun baru, ulang tahun, idul fitri, dan lain sebagainya. Menurutnya, perencanaan sangat penting dalam menjalani kehidupan.  “Perencanaan adalah upaya yang bisa kita lakukan sebagai manusia, semuanya mutlak kembali kepada Allah SWT. Bersikap terbuka dengan opsi alternatif adalah upaya kita untuk bersiap terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi di luar rencana dan kendali kita,” pesannya. (din/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image