Puasa tidak hanya sekedar menahan nafsu haus dan lapar, namun puasa juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Tak hanya berguna untuk kesehatan fisik, ternyata puasa juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental. Dosen program studi Psikologi Dr. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi., Psikolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjelaskan beberapa manfaat puasa untuk kesehatan mental.
Pertama, puasa membuat emosi menjadi lebih stabil. Orang yang berpuasa terbiasa untuk menahan atau mengelola emosi. Mulai dari mengelola hal yang sifatnya biologis sampai mengelola hal yang sifatnya psikologis. Sehingga ketika berpuasa, emosi akan lebih terkontrol dan stabil. Kedua, lebih memiliki empati. Ketika berpuasa, sebenarnya kita juga diajarkan untuk berempati. Dengan berempati, mental kita akan berkembang lebih positif dan sehat.
“Sebab dengan membantu atau menolong orang lain, otomatis akan membuat psikis kita menjadi lebih bersemangat,” ucapnya.
Ketiga, membuat mental menjadi lebih sehat khususnya terkait dengan berbagai tekanan dalam hidup. Contohnya, tekanan stress. Stress akan lebih mudah dikelola dengan berpuasa. Ada pantangan yang harus kita hindari saat berpuasa. Contohnya menggibah, yang secara psikologis itu sifatnya dapat menimbulkan stress. Dengan berpuasa, hal-hal tersebut sebisa mungkin kita hindari yang juga membuat kita terhindar dari stress. Keempat, berpuasa dapat menjadikan kita lebih produktif. Kelima, berpuasa dapat membuat hidup menjadi lebih teratur.
Tidak ada dampak negatif yang dihasilkan puasa bagi kesehatan mental seseorang. Dengan catatan, puasanya dijalankan dengan serius. Jika kita hanya sekedar puasa untuk menjalankan kewajiban, pasti kita akan lebih banyak mengeluh. Misalnya mengeluhkan hal yang sifatnya biologis, seperti lapar dan haus. Kemudian menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan.
“Padahal seharusnya saat berpuasa, kita jadi lebih produktif dan semangat. Tentunya dalam hal-hal yang bersifat positif,” jelasnya.
Jika kita menjadikan puasa itu sebagai beban, mungkin dapat membuat kita semakin tertekan dan stress. Namun jika mengikuti aturan puasa yang ada, maka tidak akan menimbulkan efek negatif apapun secara psikologis. Saat merasa stress saat berpuasa, maka cobalah untuk mengubah pola pikir kita.
“Cobalah menjalani puasa dengan perasaan yang lebih santai dan bahagia. Puasa Ramadan hanya ada sebulan dalam setahun, maka sambut dan jalankanlah perintah dari Yang Maha Kuasa ini dengan ikhlas. Insyaallah akan ada dampak dan balasan yang indah untuk kita saat atau setelah menjalankannya,” pungkasnya. (*)