Dosen UMM Jadi Pengajar Bahasa dan Budaya Indonesia di Bulgaria

Author : Humas | Senin, 20 Maret 2017 16:22 WIB
Dosen FKIP UMM Faizin, M.Pd. di KBRI Polandia. 

MENJADI pengajar bagi warga asing di Indonesia merupakan hal biasa. Tapi, apa jadinya kalau pengalaman mengajar bahasa Indonesia itu dilakukan untuk mahasiswa asing di luar negeri? Pengalaman tak biasa ini yang dirasakan Faizin, M.Pd., dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diundang secara khusus Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Bulgaria.

Faizin diminta untuk mengajar di kelas bahasa dan budaya Indonesia di Sofia University dan KBRI Sofia untuk periode semester genap tahun ajaran 2016/2017. “Di Sofia University Bulgaria, selain mengajar bahasa saya juga mengajarkan pencak silat untuk mereka sebagai pengetahuan dan wawasan budaya Indonesia. Selain itu, di KBRI saya juga mengajar kelas Bahasa Indonesia,” kata Faizin saat dihubungi lewat lini massa WhatsApp, Senin (20/3).

Menariknya, minat pelajar Bulgaria khususnya mahasiswa Sofia University “St. Kliment Ohridski” untuk mempelajari Bahasa dan Budaya Indonesia kini makin meningkat. Salah satu buktinya, kelas bahasa dan budaya Indonesia di Sofia University berstatus “elective study”. Kelas tersebut berbobot 4 SKS atau 60 jam pelajaran dan berada di bawah Fakultas Classical and Modern Philology jurusan South, East and Shouthest Asian Studies. Hingga saat ini, tercatat kelas pemula berjumlah 30 mahasiswa dan kelas menengah berjumlah 16 siswa.

Lawatan Faizin ke Bulgaria merupakan program Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) lewat program Scheme for Academic Mobility and Exchange Bahasa Indonesia dan Penutur Asing (BIPA). Selama satu semester, terhitung sejak 15 Februari hingga 9 Juni 2017.  

“Sebenarnya saya harus sudah sampai di Bulgaria sebelum 15 Februari. Tapi karena masih banyak pekerjaan di kampus, akhirnya baru bisa berangkat 11 Maret,” tutur Faizin yang juga merupakan alumni program studi Bahasa dan Sastra Indonesia UMM ini.

Kesempatan langka itu tidak diraih sembarang orang. Hanya mereka pengajar BIPA dari delapan universitas di Indonesia yang dapat memperoleh kesempatan berharga itu.

“Selama proses mengajar orang Bulgaria, kita harus sering praktik bersama mereka di luar kelas. Soalnya jika hanya mengandalkan jam mengajar di dalam kelas, mereka akan lambat mengembangkan keterampilan bahasa Indonesianya. Karena di luar jam bahasa Indonesia mereka banyak menggunakan bahasa Bulgaria dan Inggris, sehingga kita sebagai pengajar harus kreatif memanfaatkan keadaan untuk mengajak mereka mengobrol dengan bahasa Indonesia agar mereka cepat terampil berbahasa Indonesia,” ungkapnya. (can/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image