Widayat berfoto didepan salah satu gedung di Polandia (Foto : Istimewa) |
Dalam meningkatkan kualitas sivitas akademikanya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali memberangkatkan dosennya ke Polandia dalam program Erasmus Plus. Kali ini, Dr. Widayat, Drs. MM. selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM melakukan kunjungan ke Wroclaw University of Science and Technology (Politechnika Worclawska) dan Politechnika Warszawska, Warsaw Polandia. Adapun kegiatan ini berlangsung selama seminggu pada akhir bulan Juli.
Widayat, sapaan akrabnya mengatakan bahwa program ini bertujuan dalam potensi kerjasama pengembangan Program Internasionalisasi UMM ke depan. Bentuk kerjama bisa saja berbentuk teaching collaboration dalam pelaksanaan kelas Internasional, credit transfer, hingga double degree. Sedangkan dari sisi dosen atau karyawan, akan ada potensi untuk research collaboration. Tidak menutup kemungkinan juga kajian bersama pada tema tertentu.
Baca Juga : Mexpo Teknik Mesin UMM Pamerkan Teknologi Bantu UMKM Malang Raya
“Bukan hanya urusan kerjasama saja, tetapi kami para dosen juga belajar agar ilmu yang kami dapat di Polandia ini bisa bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Indonesia, khusunya UMM,” ucapnya.
Selain itu, justru ia lebih tertarik kepada standarisasi perkulihan di Polandia yang tertata. Hal tersebut didasari oleh pengelolaan yang berbasis pada mekanisme pasar. Adapun mekanisme ini melihat mahasiswa sebagai primer customer atau investor primer, sedangkan orang tua dilihat sebagai inverstor sekunder.
Menurutnya, mekanisme ini layak diadposi di Indonesia karena mahasiswa sebagai investor bebas memilih investasi dalam bentuk perkuliahan. Respon pasar atas instrumen investasi tersebut bisa ebrbentuk pemograman matakuliah, memilih dosen pada matakuliah tertentu, serta harus bersifat fair dan terbuka.
Baca Juga : Kerjasama UMM-Pelaksana Program Kartu Prakerja Komitmen Lahirkan SDM Indonesia Unggul
Adapun tim di SGH Warsaw ini terbagi menjadi dua kelompok, pertama dosen yang berfokus pada research dan pembelajaran. Kedua, adalah kelompok yang berfokus pada “main responsibility” bekerja sebagai dasar, untuk memberikan pembinaan atau reward, sertifikasi mengajar, membimbing skripsi, atau aktifitas lainnya. Selain itu, sistem pembelajaran mata kuliah di sana diampu lebih dari satu dosen, sehingga paradigma yang diterima oleh mahasiswa beragam.
“Saya rasa secara sistem dan pengeloaan universitas, sistem di Polandia ini layak diadopsi di Indonesia karena mahasiswa dipandang sebagai investasi besar ke depannya,” ungkapnya.
Pria asli Banyuwangi ini juga kagum dengan kebiasaan positif masyarakat yang ada di Warsaw, Polandia. Ia melihat bahwa jalan kaki, bersepeda, menggunakan transportasi publik menuju kantor tempat kerja merupakan satu budaya yang bagus dan patut ditiru. Selain itu, budaya kerja hemat sumber daya dan hidup terencana juga menggugahnya.
“Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik sistem pendidikannya, semakin baik pula SDM yang dihasilkan. Saya berharap pendidikan Indonesia semakin berkembang dengan baik, sehingga menciptakan budaya positif dari SDM yang dihasilkan,” imbuhnya. (haq/wil)