Dosen UMM Raih Gelar Certified Ethical Hacker Internasional

Author : Humas | Senin, 30 Maret 2020 13:55 WIB
Syaifuddin, S.Kom., M.Kom, Dosen Prodi Teknik Informatika. (Foto: Istimewa)
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) senantiasa mendukung para dosen pengajar untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman. Salah satunya yang dirasakan Syaifuddin, S.Kom., M.Kom, dosen Prodi Teknik Informatika yang berhasil mendapat gelar non akademik tingkat internasional bidang ethical hacker melalui program sertifikasi Certified Ethical Hacker (CEH).
 
Gelar tersebut didapat setelah lolos uji sertifikasi pada 27 Maret lalu. Syaifuddin mengikuti uji sertifikasi tersebut melalui lembaga training PT Siber Sekurindo Teknologi yang bekerjasama dengan EC-Council. CEH sendiri merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh konsultan, Council of E-Commerce (EC-Council) sebagai lembaga sertifikasi di bidang cyber security.
 
“Salah satu sertifikat, yang mengikutinya harus punya kemampuan untuk bagaimana menjadi seorang hacker sebenarnya. Tapi dalam proses sertifikasi tersebut bukan menjadi seorang hacker, tapi mempelajari cara-cara seorang hacker itu melakukan aksinya. Jadi kita diajari seperti itu," ungkap Syaifudin saat diwawancarai, Sabtu (28/3).
 
Baca juga: UMM Bikin Safety Chamber untuk Kurangi Resiko Tertular Covid-19
 
Sebelumnya Syaifuddin telah memiliki sertifikat Cisco Certification Network Associate (CCNA) yang didapat pada tahun 2006. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Cisco System, perusahaan besar IT dalam bidang jaringan komputer. Melalui CEH, dosen sekaligus Wakil Kepala Laboratorium Prodi Teknik Informatika ini mengembangkan kepakarannya sebagai seorang security analyst. Profesi security analyst membuatnya untuk mampu menjaga keamanan semua informasi dan data yang dimiliki UMM. 
 
“Kebetulan saya diberi amanat di laboratorium Informatika, di sana terpasang sebuah sensor Honeypot kerjasama dengan Indonesia Honeynet Project (IHP) dan menemukan fakta bahwa setiap hari ada sekitar kurang lebih 1 juta serangan yang menuju ke IP public punya UMM,” terangnya.
 
Syaifuddin menerangkan proses untuk uji sertifikasi tersebut dilakukan secara online, dikarenakan kondisi Covid-19. Pembekalan modul materi dilakukan secara online selama enam hari dan di hari ketujuh dilakukan pengujian. Melalui modul CEH tersebut, Syaifuddin memberikan referensi teori untuk mahasiswanya dalam mata kuliah Keamanan Jaringan. Dengan begini Mahasiswa mampu melakukan praktik langsung dan bukan hanya teori. 
 
Ketika masih menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Prodi Teknik Informatika UMM, Syaifuddin juga aktif mengikuti komunitas cyber baik di dalam maupun di luar Kota Malang. Maka dari itu setelah menjadi dosen pun Syaifuddin aktif memberikan kiat langsung berupa teknik-teknik yang dikemas melalui simulasi, serta memberi motivasi pada mahasiswanya, “To Beat a hacker, You have to Think Like a Hacker”.
 
Baca juga: RSU UMM Butuh Tenaga Relawan Tangani Covid-19
 
Prodi teknik Informatika juga memberi wadah bagi mahasiswa yang tertarik di bidang keamanan komputer melalui Komunitas KALIBER_UMM (Komunitas Linux dan Cyber Defence UMM).
 
Kedepannya secara bertahap, Syaifuddin mempersiapkan untuk uji sertifikasi CHFI (Computer Hacking Forensik Investigator). Syaifuddin juga berharap nantinya UMM memiliki Vokasi Cyber Security yang dapat bekerjasama dengan EC-Council. Dengan porsi praktik yang lebih banyak diharapkan mereka memiliki keterampilan lebih yang dapat dikuasai. Karena sebagai seorang security analyst, diperlukan sertifikasi untuk menunjukkan kemampuan untuk dapat diakui sebagai profesional. (san/can)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image