Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) menggelar Seminar dan Talkshow Pembekalan Bina Desa yang bertema “Menuju Masyarakat Cerdas dan Desa Mandiri Melalui Pengembangan Inovasi Teknologi” di Auditorium UMM, Rabu (8/11).
Dalam gelaran seminar dan talkshow kali ini, BEM UMM bekerjasama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Timur. Turut hadir sebagai narasumber talkshow yaitu Komunitas Gerakan Melukis Harapan dan Tim Guys Pro UMM yang merupakan kreator dari Kampung Warna-Warni Jodipan.
Kepala Seksi Teknologi Tepat Guna, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Imam Fery Wahyudi, S.H., M.M., menyambut baik kegiatan ini. Ia menjelaskan, ke depan, kegiatan pembangunan di desa akan semakin banyak dan hal tersebut membutuhkan peran serta masyarakat terutama pemikiran dan ide-ide kreatif mahasiswa. “Anggaran dari pemerintah untuk pembangunan sudah siap, namun agar pembangunan tersebut berjalan lancar dibutuhkan ide-ide kreatif terutama dari mahasiswa,” jelasnya.
Senada dengan Fery, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dr. M. Hidayat berpesan kepada mahasiswa agar realistis dan tidak muluk-muluk dalam melakukan perencanaan pembangunan di desa agar semua yang sudah direncanakan cocok dengan masalah-masalah yang ada di desa yang dituju. “Sebelum merencanakan bina desa, baiknya kita harus tahu karakter dan potensi desa melalui analisis SWOT,” pungkasnya.
Ketua Pelaksana kegiatan, Riski Khoirunnisa menjelaskan, tindak lanjut dari kegiatan ini akan langsung diaplikasikan pada saat turun lapang. Desa lokasi pembinaan sendiri akan ditentukan setelah riset mendalam dari relawan-relawan Bina Desa. “Kami sudah membuka rekrutmen relawan Bina Desa yang targetnya adalah seluruh mahasiswa aktif UMM. Untuk desa lokasi pembinaan, kami akan lakukan fiksasi setelah ada riset lebih mendalam. Desa yang berpotensi yakni di Kecamantan Ngantang dan Kampung Topeng di Buring,” paparnya. (iel/han)