Prosesi wisuda 103 UMM periode I (Foto: Haqi/Humas) |
Momen wisuda adalah salah satu momen penting dalam fase kehidupan. Oleh karenanya, setelah dikukuhkan, para sarjana diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat dengan skill yang sesuai dengan passion masing-masing. Hal itu diungkapkan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Fauzan, M.Pd. pada gelaran wisuda 103 periode I. Adapun acara ini dilaksanakan pada tanggal (22/03) secara daring dan luring bertempat di Hall Dome UMM.
Fauzan, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa ilmu yang telah diperoleh selama empat tahun bisa bermanfaaat bagi masyarakat. Apalagi Kampus Putih merupakan amal usaha Muhammadiyah yang mendorong wisudawan untuk memberikan manfaat keilmuan, sosial, keagamaan dan lainnya. Ditambah lagi dengan peringkat enam kampus swasta terbaik se-ASEAn yang baru saja diraih.
“Kabar baik ini tentu bisa menguatkan saudara sebagai lulusan dari universitas yang memiliki rekognisi. Tidak hanya nasional tapi juga reputasi internasionaldan akreditasi internasional,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama hadir pula Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A selaku ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Ia mengungkapkan bahwa ketenangan jiwa mulai terbangun sejak duduk di bangku perkuliahan. Menurutnya, hari ini wasudawan telah memiliki ketenangan jiwa yang meliputi kekokohan, langkah dan kekuatan rohani. Hal tersebut adalah wasilah yang diberikan oleh para dosen di dalam kelas.
Baca juga : UMM Kirim Ratusan Altlet Berlaga di Pomprov Jatim 2022
“Ketenangan yang sudah saudara miliki saat ini harus disebarkan untuk kedamaian dan kebermanfaatan bagi masyarakat, umat, bangsa dan negara,” tuturnya.
Didapuk untuk menyampaikan orasi ilmiah, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, P.hD. mendorong wisudawan untuk terus menjaga semangat belajar. Gelar sarjana yang diperoleh tersebut juga membuktikan perjuangan mereka selama berkuliah, keringat orang tua, bantuan keluarga, serta guru yang sabar. Begitupun dengan dosen yang rajin membimbing serta sahabar yang setia menemani.
Desra juga memberi lima strategi yang bisa dilakukan lulusan untuk menjadi problem solver handal untuk beraga masalah. Pertama, yaitu mengetahui diri sendiri. Memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing agar dapat mengoptimalkan potensi diri. Kedua, yakni mengetahui apa yang diinginkan. Seringkali hal ini masih kurang tajam. Maka anak muda harus memiliki tujuan jelas agar mampu berbagi manfaat ke sesama.
Kemudian juga mengetahui posisi kita di mana. Menurutnya, memiliki ambisi itu bagus, namun lulusan harus memahami posisi yang sedang dijalani. Jika bensin yang dimiliki sedikit, tidak masalah untuk berhenti sejenak dan berjalan dengan pelan.
Baca juga : UMM-PP Muhammadiyah Kaji RUU Sisdiknas RI
“yang keempat dan yang kelima adalah know the gap serta just do it. Lakukan hal-hal konkret dimulai dari hal kecil. Merintis itu memang berat ketimbang melanjutkan. Jadi mulai dari hal kecil kemudian bertahap mengambil tanggung jawab yang besar,” tegasnya.
Lebih lanjut, Desra mengatakan bahwa lima hal tersebut bisa digunakan untuk menhadapi era yang bergejolak dan banjir informasi. Kunci lainnya yakni memahami kompleksivitas masalah agar menemukan jalan keluar yang bagus.
“Generasi masa depan harus menjadi generasi yang paling lantang menyuarakan. Berusaha menempatkan Indonesia di posisi yang tepat dalam percaturan global. Pada tahun 2045 nanti, amsa depan ada di tangan saudara-suadara. Saya yakin kalian adalah generasi masa depan yang ditakdirkan untuk menjadi orang-orang hebat,” pungkasnya. (haq/wil)