Dr. Nurul Zuriah, M.Si. Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Foto : Istimewa) |
Seiring berkembangnya zaman, banyak anak muda yang mulai melupakan kesopanan dan etika terhadap lingkungan sosial mereka. Tata krama, peradaban dan kesusilaan perlahan juga mulai luntur dan hilang. Hal itu memunculkan banyak komentar, salah satunya dari Dr. Nurul Zuriah, M.Si. selaku dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Nurul, sapaannya, menilai bahwa hilangnya kesopanan dan etika pada anak-anak zaman sekarang terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya pengaruh media sosial, kurangnya pengawasan orang tua, tidak adanya pendidikan etika, dan meluasnya budaya konsumerisme. Termasuk juga kurangnya contoh positif serta perkembangan teknologi dan kehidupan yang berubah begitu cepat.
“Dalam hal ini, lembaga pendidikan dan keluarga berperan besar. Utamanya untuk membentuk nilai-nilai, karakter, dan moral generasi muda. Kolaborasi antara keduanya sangat diperlukan untuk menghadapi fenomena ini,” tegasnya.
Nurul menilai, ada beberapa strategi yang dapat diimplementasikan oleh lembaga pendidikan. Misalnya dengan pengajaran nilai etika dan sosial. Sekolah harus mampu mengintegrasikan pelajaran tentang nilai-nilai etika, kesopanan, dan keterampilan sosial dalam kurikulum. Ini dapat dilakukan melalui pelajaran khusus, seminar, atau bahkan pengalaman praktis.
“Pada pengembangan program karakter, sekolah dan perguruan tinggi dapat membuat program khusus yang bertujuan mengembangkan kepribadian siswa. Di dalamnya memuat nilai-nilai kesopanan, empati, kerjasama, dan integritas,” tambahnya.
Diskusi tentang isu-isu etika dan moral kontemporer juga bisa jadi salah satu pemantik yang melatih cara berpikir kritis. Utamanya tentang dilema moral dan mengasah kemampuan mengambil keputusan etis. Selain itu, siswa juga perlu dilatih dalam keterampilan sosial, seperti komunikasi yang efektif, penyelesaian konflik dan kerjasama. Ini agar mereka siap menghadapi interaksi dunia nyata.
Baca Juga : Kata Dosen UMM tentang Rusaknya Kandungan Gizi pada Makanan Olahan
Dari sisi orang tua, Nurul menegaskan perlunya contoh atau teladan positif. Baik dalam perilaku, etika, dan kesopanan. Orang tua harus mempraktikkan nilai-nilai ini dalam interaksi sehari-hari agar anak-anak bisa mencontoh perilaku yang benar. “Perlu dibangun pula komunikasi terbuka dengan anak-anak. Ini memungkinkan mereka untuk membahas isu-isu etika dan moral serta mengajukan pertanyaan,” tambahnya.
Pengawasan konten digital juga harus dilakukan. Akses anak-anak ke konten digital yang tidak pantas dan tidak sesua dengan etika dan norma sosial harus dibatasi. “Penting untuk melibatkan berbagai pihak. Melalui kolaborasi antara lembaga pendidikan dan keluarga, kita dapat mengatasi tantangan hilangnya kesopanan dan etika pada anak-anak zaman sekarang. Kesadaran dan pendekatan yang holistik sangat penting untuk membentuk generasi yang memiliki karakter beretika yang kuat dan mampu berinteraksi dengan sopan dan hormat,” pungkasnya. (Fat/Wil)