PROGRAM Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelar pementasan drama sebagai tugas akhir mata kuliah Penyutradaraan selama sepekan, Ahad-Jumat (21-25/5) di area parkir depan lapangan basket.
Ketua pelaksana kegiatan, Eko Andrianto Saputra mengatakan ada enam tema yang diangkat dalam pementasan drama ini. Keenamnya lalu ditelurkan dalam beberapa judul karya, di antaranya Dukun-dukunan, Barabah, Mega-mega, Pamit, dan Bila Malam Bertambah Malam. Karya ‘Pamit’ yang dipentaskan Rabu (24/5) salah satunya, ialah karya yang diambil dari naskah RT Nol RW Nol karya penyair legendaris Indonesia, Iwan Simatupang.
Ada enam kelompok dari tiga kelas yang melakukan pementasan. Tiap kelompok terdiri dari 20 orang. Selain pementasan drama, pada Jumat (2/6) juga digelar Malang Penganugerahan untuk mengumumkan pemenang kategori aktor dan aktris terbaik, setting terbaik, ilustrasi terbaik, dan pemeran pendukung terbaik.
Kesulitan yang paling berarti menurut Eko yakni tenaga dan pikiran, karena harus bekerja ekstra keras untuk menyusun properti dan pengaturan cahaya karena pementasan dilakukan di luar ruangan (outdoor). Tak hanya itu, panitia juga mesti pintar mencari cara agar suara terdengar padat dan jelas meski aktor dan aktris berperan tanpa menggunakan mikrofon.
Meskipun begitu, menurut mahasiswa semester 6 ini, melalui pementasan drama ini, mahasiswa PBSI lebih mengenal secara lekat dengan teman yang berbeda kelas. “Kalau biasanya hanya sekedar mengenal, kali ini kita lebih memahami karakter masing-masing teman selama bekerja sama menyusun penyelenggaraan pementasan ini,” ujarnya.
Meski digelar di area parkir dan duduk beralaskan karpet saja, tapi menonton tampak memadati area yang disediakan. Bahkan, tak cuma mahasiswa PBSI, penonton juga datang dari mahasiswa jurusan lain dan kalangan umum. (ich/han)