Hadir di Haul Akbar, Muhadjir Ajak Masyarakat Mendoakan Bangsa dan Mendoakan Para Pejuang

Author : Humas | Sabtu, 02 September 2023 09:06 WIB
Haul Akbar dan Doa Bersama Untuk Negeri di Ponpes Assalam, Sumberejo, Kandat, Kediri (Foto : Lintang Humas)

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. hadiri Haul Akbar dan Doa Bersama Untuk Negeri, 1 September 2023 lalu. Turut hadir ratusan ulama dan pemuka agama, para kyai dari berbagai pesantren serta ribuan jamaah, para santri, masyarakat umum, berbagai tokoh lainnya hingga kesultanan. Haul yang juga menjadi wadah silaturahmi dan doa bersama itu dilaksanakan di Ponpes Assalam, Sumberejo, Kandat, Kediri.

Tidak banyak yang tahu bahwa Muhadjir merupakan keturunan ke-6 dari Kyai Ageng Basyariyah atau Raden Bagus Harun. Nenek moyang yang sama dengan Presiden Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Banyak pula tokoh-tokoh nasional dan pesantren yang dilahirkan, baik itu pada masa lampau maupun sekarang. Misalnya saja Mbah Sambu Lasem, Mbah Maimun Jubair KH. Ahfas Faishol Baidlowi Lasem, hingga Gus Baha, dan lainnya. Hal itu juga yang membuat Muhadjir sangat dekat dengan para kyai di kalangan Nahdhatul Ulama (NU). 

Baca Juga : Kata Dosen UMM tentang Rusaknya Kandungan Gizi pada Makanan Olahan

Pada kesempatan tersebut, Muhadjir  menyampaikan bahwa momen haul menjadi tempat untuk meneladani semangat nenek moyang yang telah mensyiarkan agama islam di tanah Indonesia. Selain itu, perjuangan itupula yang menjadi cikal bakal upaya mengangkat harkat dan martabat masyarakat pada zaman sebelum kemerdekaan Indonesia.

“Tokoh-tokoh besar pendahulu kemerdekaan, para kyai, dan nenek moyang yang berjuang sebelum kemerdekaan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Salah satunya melalui ajaran Islam. Spirit itulah yang perlu kita semua teladani dan lakukan di era ini,” ungkapnya.

Muhadjir juga bercerita bahwa ia baru saja datang dari Papua Tengah untuk menyelesaikan bencana kelaparan yang sedang terjadi. Maka dari itu, ia juga mengajak para jamaah untuk mendoakan saudara-saudara sebangsa dan negara yang ada di sana agar kondisinya bisa segera pulih dan stabil. Kunjugannya ke Papua Tengah juga menjadi momen pertama kali seorang pejabat datang untuk membantu dan mencari solusi masalah. 

Baca Juga : Mahasiswa UMM Teliti Jajanan Pencegah Stunting dari Tulang Ayam

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Pengasuh Ponpes Al-Hidayah KH.R. Mashadi Prawiranegara. Ia menyampaikan bahwa nasab dan nasib harus sama-sama baik. Kalau nasabnya baik, tapi nasibnya buruk, tentu akan susah. Maka dari itu, penting untuk menata dan mengatur nasib.

Meski begitu, ia menyayangkan bahwa saat ini banyak orang yang hanya mengejar nasab. Saling mengaku keturunannya tokoh-tokoh besar. Padahal, yang paling penting adalah amal baik yang sudah dilakukan. “Tidak perlu kita memperebutkan keturunannya siapa, anaknya siapa, dan lain sebagainya, yang penting bagaimana upaya kita untuk melakukan amal baik sebanyak-banyaknya,” tegasnya.

Momen haul ini juga menjadi wadah yang baik untuk kembali menyambung silaturahmi. Apalagi dihadiri oleh para kyai, sultan, tentara nasional Indonesia (TNI), bahkan dari pemerintahan seperti Menko PMK.

Adapun Haul akbar tersebut ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Agus Sabuth Pranoto Projo. Mengajak para jamaah memanjatkan doa untuk kebaikan nusantara Indonesia. Sehingga segala hal yang baik bisa diraih oleh Indonesia serta dapat dijauhkan dari keburukan. (Faq/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image