Hadir di UMM, Kepala Perpusnas RI Mulai Fokuskan Digitalisasi Library

Author : Humas | Jum'at, 07 Juni 2024 07:28 WIB
E. Aminuddin Aziz, M.A., Ph.D. di UMM (Foto : Iqbal Humas)

Perpustakaan memainkan peran penting dalam pengembangan reputasi institusi. Namun rendahnya tingkat literasi masyarakat seringkali menjadi tantangan. Ini diakibatkan oleh minimnya standar kompetensi pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Hal ini ditegaskan oleh Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, E. Aminuddin Aziz, M.A., Ph.D. dalam seminar bertajuk ‘Kontribusi Perpustakaan dalam Pengembangan Reputasi Institusi’. Ini merupakan agenda dari Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (FPPTMA) yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 5-7 Juni lalu. Turut hadir para pustakawan dari berbagai universitas di Indonesia.

Lebih lanjut, Aminuddin menuturkan bahwa program intervensi seperti pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi perlu dilakukan. Misalnya saja dengan pengadaan program pojok baca digital, penguatan  perpustakaan di tingkat desa atau kelurahan, hingga pemenuhan fasilitas perpustakaan khusus dan perguruan tinggi. 

“Selain itu, penting untuk menjalankan kebijakan standarisasi dan akreditasi perpustakaan. Meliputi diklat tenaga perpustakaan, perlunya mengikuti sertifikasi dan uji kompetensi bagi pustakawan, serta memperkuat gerakan indonesia membaca bagi calon pembaca dan pengunjung perpustakaan,” tambahnya.

Baca juga : Dibuka Jokowi, Rektor Cup 2024 UMM Jadi Wadah Potensi Anak Muda

Sementara itu, Dr. Labibah, MLIS. selaku Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta  juga menyoroti bahwa perpustakaan harus menjadi bagian integral dari kampus dengan koleksi pengetahuan yang lengkap dalam berbagai format, baik elektronik, cetak, maupun digital. "Tenaga perpustakaan harus mampu menciptakan inovasi sistem untuk mempermudah akses dan pencarian buku. Bahkan, perpustakaan kampus pun harus memiliki program dan layanan profesional untuk meningkatkan kesadaran warga kampus akan pentingnya perpustakaan dalam mencari pengetahuan,” jelasnya.

Untuk mencapai tujuan ini, pustakawan perlu menjalin hubungan baik dengan unit lain di kampus dan mengintegrasikan kegiatan perpustakaan dengan kebutuhan akademik dan administratif yang lebih luas. Hal ini akan mempromosikan layanan perpustakaan yang lebih komprehensif dan bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika. 

Ia juga menekankan, perpustakaan tidak hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga pusat kegiatan intelektual yang dinamis. Dengan demikian, perpustakaan harus terus berinovasi dalam menyediakan berbagai sumber daya dan layanan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna. Sehingga, pustakawan harus proaktif dalam mendukung kegiatan penelitian, pembelajaran, dan publikasi ilmiah.

Selain layanan dan akses, personal branding pustakawan juga berperan penting dalam memperkaya fungsi perpustakaan. Dian Puspitasari, S.AP. selaku sekretaris II PP FPPTMA sekaligus pustakawan UMM menyampaikan, personal branding pustakawan dibentuk oleh tiga dimensi utama.

Pertama, seorang pustakawan harus memiliki kompetensi khusus di bidang yang dikuasai. Kemampuan ini harus diimbangi dengan metode komunikasi yang baik. Pustakawan perlu melatih keterampilan berbicara di depan umum dan bisa terlibat sebagai konten kreator. Berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, baik yang diselenggarakan oleh Perpusnas maupun forum perpustakaan lainnya, juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kompetensi ini.

“Kedua adalah style yang mencakup lebih dari sekadar tampilan fisik, tapi juga mengenai  kepribadian. Dengan berpenampilan trendy dan mampu menciptakan inovasi, pustakawan dapat memberikan kontribusi lebih signifikan,” tegasnya.

Terakhir, standar tujuan dan capaian yang harus dimiliki pustakawan. Mereka perlu memiliki spesialisasi yang mencakup kemampuan, visi, misi, dan prinsip yang kuat. Berjejaring dengan sesama pustakawan dan memiliki keterampilan dalam literasi informasi juga sangat penting.

Baca juga : Sekjen Kesejahteraan Sosial Filipina Bicara di Hadapan Wisudawan UMM

Sementara itu, Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. menyebut bahwa FPPTMA berperan penting dalam meningkatkan akses ke perpustakaan. Seperti halnya Rumah Baca Cerdas (RBC) A. Malik Fadjar. Awalnya merupakan perpustakaan pribadi Ahmad Malik Fadjar, kini telah diupgrade menjadi digital dan memproduksi banyak buku tentang pemikiran Bapak Malik Fadjar. “Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan dapat melahirkan pemikiran baru dan memberikan energi baru bagi kita semua agar bisa menatap masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya. (lai/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image