Author : Humas | Sabtu, 12 September 2015 06:12 WIB

HARI ini, Sabtu (12/9), Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ditutup. Sejumlah 6.866 mahasiswa baru menunggu-nunggu penayangan film pendek yang merupakan sekuel ‘Jas Merah Kampus Putih’ yang saat ini telah memasuki episode keempat.

      Setiap tahunnya, memang telah menjadi tradisi UMM untuk mendokumentasikan Pesmaba dalam bentuk filler kolosal yang sangat menarik untuk ditayangkan saat acara penutupan. Penayangan film ini sekaligus menyempurnakan kesuksesan panitia karena telah menghadirkan Pesmaba 2015 yang kreatif, edukatif dan religius.

      Setelah berhasil menyusun formasi flashmob ‘LOVE UMM’ saat upacara pembukaan, kemudian tagar #PesmabaUMM2015 menjadi trending topic Indonesia (TTI) pada hari yang sama, kegiatan Pesmaba juga bersih dari segala tindakan perploncoan dan kekerasan. Maka, penayangan film saat penutupan merupakan puncak dari kesuksesan tersebut.

      “Setiap tahun harus lebih baik. Tahun lalu sudah sangat baik, jadi saya tertantang untuk lebih baik lagi. Alhamdulillah berhasil berkat dukungan pimpinan dan semua elemen,” kata ketua panitia Pesmaba Henik Sukorini PhD.

      Sisi kreatif Pesmaba yang sangat menonjol ini, menurut Henik, tak lepas dari kolaborasi antara seluruh panitia dengan Humas UMM dan laboratorium Ilmu Komunikasi. Terlebih, lanjutnya, dalam pelaksanaannya para fungsionaris Unit Kegiatan Mahasiwa, Badan Eksekutif Mahasiswa dan Senat Mahasiswa sangat mendukung apa yang digagas panitia.

      Terkait film Pesmaba, kepala Humas UMM, Nasrullah mengatakan hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru bagi UMM. Sejak tahun 2009, UMM selalu menghadirkan film sebagai cara mengenalkan ruh UMM. Selanjutnya sejak 2012, UMM menggunakan helicam dan membuat tiga versi film, yakni filler, TV commercial dan profil. Pada tahun itu pula, idiom ‘Jas Merah Kampus Putih’ mulai diperkenalkan dalam bentuk film.

      Pada 2013 dan 2014, episode ‘Jas Merah’ digarap dengan model bercerita. Model film seperti ini, kata Nasrullah, sangat inspiratif dan dapat menjadi pelopor film kampus berbentuk mini drama. Film tersebut mengisahkan perjalanan anak kampung bernama Lila yang baru saja lulus SMA, kemudian menjadi bagian dari kampus putih UMM, hingga akhirnya berhasil diwisuda, bekerja dan menaikkan haji ayahnya. Bagi Nasrullah, idiom ‘Jas Merah Kampus Putih’ merupakan ruh di balik tagline UMM ‘Dari Muhammadiyah untuk Bangsa’.

      Saat ini, idiom ‘Jas Merah Kampus Putih’ telah digunakan sebagai ciri khas mahasiswa UMM dan dikenal luas di kalangan civitas akademika. Rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mengatakan, idiom tersebut tak hanya bermakna harfiah karena mereka mengenakan jas almamater berwarna merah dan kampusnya dominan warna putih, tetapi juga mengingatkan akronim yang dikenalkan presiden pertama RI Soekarno tentang ‘Jas Merah’  yang bermakna ‘Jangan Sampai Melupakan Sejarah’.

      Sedangkan kampus putih, kata Rektor, bisa bermakna kampus yang amanah, optimistik dan mencerahkan. Kesinambungan ‘Jas Merah Kampus Putih’ dengan warna bendera Indonesia telah melebur menjadi satu. Tak heran jika ruh nasionalisme dalam film tersebut sangat kental terasa. 

      Oleh karena itu, Nasrullah menambahkan, ia tidak mau main-main dalam setiap garapan film Pesmaba. “Saya ingin seluruh mahasiswa dan alumni bangga dengan UMM lewat film ini. Untuk tahun ini, konsep ‘Jas Merah Kampus Putih’ divisualisasikan dengan membentuk Flashmoob ‘LOVE UMM’ di atas latar merah putih,” akunya.  

      Sekuel film ini juga telah menjadi kebanggaan UMM karena sepenuhnya merupakan karya sendiri. Mulai dari production house hingga pemerannya, semuanya adalah civitas akademika UMM, baik itu mahasiswa, dosen, maupun alumni. (nov/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image