Kata Dosen UMM tentang Rusaknya Kandungan Gizi pada Makanan Olahan

Author : Humas | Jum'at, 01 September 2023 02:54 WIB
Afifa Husna, STP., M.TP., M.Sc, dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Foto : Istimewa)

Makanan olahan seperti nugget dan sosis telah lama menjadi pilihan praktis dan lezat bagi banyak orang. Namun, seiring dengan kenyamanan dan kelezatan yang ditawarkan, bagaimana kandungan nutrisi di dalamnya? Afifa Husna, STP., M.TP., M.Sc, dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyampaikan bahwa beberapa kandungan berpeluang rusak dalam proses produksi makanan olahan tersebut.

“Vitamin yang tidak tahan panas dapat mengalami kerusakan meskipun hanya sedikit. Tetapi meski rusak, bukan berarti tidak dapat dicerna. Justru ketika nutrisinya rusak, maka daya cernanya akan semakin tinggi,” ujar dosen yang akrab dipanggil Ifa tersebut.

Ia menjelaskan, panas yang tinggi dalam proses pembuatan nuget dapat menyebabkan denaturasi protein dalam daging. Ini menyebabkan struktur protein daging kehilangan bentuk dan fungsi aslinya. Meskipun mempengaruhi beberapa sifat sensoris dan nutrisi dalam daging, proses denaturasi menjadikan nugget maupun sosis memiliki tekstur yang padat sehingga lebih mudah diolah dalam bentuk yang diinginkan.

Baca Juga : Mahasiswa UMM Teliti Jajanan Pencegah Stunting dari Tulang Ayam
 
“Dampak positif lainnya dari denaturasi dalam produk olahan nuget yaitu produk jadi lebih tahan lama terhadap perubahan fisik dan kimia. Termasuk dalam proses penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut. Ini memberikan rasa dan aroma yang lebih kuat dan khas, membantu pencampuran bahan, dan memberikan hasil yang lebih konsisten. Fungsi lainnya yakni membantu membunuh bakteri dan mikroorganisme yang mungkin ada dalam daging mentah,” tambahnya.

Baca Juga : FH UMM-Mahupiki Jelaskan Perubahan KUHP Nasional
 
Meski memiliki sisi positif, Ifa menegaskan, penting untuk dicatat bahwa denaturasi protein juga dapat mempengaruhi beberapa nutrisi dalam daging dan produk olahan. Oleh karena itu, sebaiknya makanan olahan sejenis ini tidak diandalkan sebagai satu-satunya sumber nutrisi. Sebagai konsumen yang bijak, penting untuk membaca label dengan teliti agar mengetahui takaran konsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

“Mengamati besaran nutrisi yang tersedia pada produk olahan, dapat membantu kita menyesuaikan kebutuhan nutrisi dalam tubuh, dan menjaga pola makan yang seimbang,” pungkasnya. (Rev/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image