Kata Mendikbud Soal Indonesia: Saatnya Indonesia Jadi Negara Maju
Author : Humas | Kamis, 07 Februari 2019 18:03 WIB
|
Muhadjir Effendy, Mendikbud RI. (Foto: Rino/Humas) |
INDONESIA lahir sudah menjadi negara yang besar. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas sumber dayanya. Hal ini dapat dibuktikan dari warisan terbesar di dunia, yaitu luas wilayah dan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan alam dan juga budaya yang beraneka ragam.
“Warisan termahal dari Republik Indonesia adalah persaudaraan, persatuan, kesatuan. Jadi harus menghindari potensi perpecahan. Menjaga warisan tersebut merupakan kuncinya,” tutur Muhadjir Effendy, Mendikbud RI dalam orasi Kebangsaan Pra-Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (7/2).
Jika sebelumnya dikatakan Indonesia negara yang besar, sebut Muhadjir, sudah sepatutnya saat ini menjadi negara yang maju. “Negara yang besar merupakan prasyarat menjadi negara yang maju. Untuk menjadi negara yang maju salah satunya harus didukung dengan infrastruktur,” tegas Rektor UMM periode 2000–2016 ini
“Pembangunan tanpa infrastruktur bagai shalat tanpa wudhu. Tidak ada negara maju tanpa infrastruktur. Dan Indonesia baru memiliki 40% prasyarat infrastruktur untuk menjadi negara maju. Jadi tugas kita saat ini adalah memanfaatkan segala potensi yang tersedia untuk menjadi negara berkemajuan,” tambahnya.
Ia melanjutkan, memang tidak hanya infrastruktur yang menjadi prasyarat negara maju. Melainkan juga sumber daya manusia yang terampil dan bermoral. Penanaman pendidikan etika sangat penting sebelum pendidikan formal. Demikian Muhadjir di masa menjabat sebagai Mendikbud RI menekankan pentingnya pendidikan karakter.
“Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang bertanggungjawab untuk mengawal pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Dapat kita lihat dari tapak tilas tokoh-tokoh Muhammadiyah, bagaimana membangun negara dengan watak dasar Muhammadiyah,” ungkap Muhadjir yang juga wakil Ketua Badan Pembina Harian UMM.
Muhajir mencontohkan, peran Ir. Djuanda pencetus Deklarasi Djuanda yang hingga saat ini dirasakan oleh negara-negara kepulauan ini. Djuanda sebagai tokoh Muhammadiyah yang melakukan klaim wawasan Nusantara, bahwa seluruh daratan dan lautan Indonesia merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jika kita lacak petilasan-petilasan, Muhammadiyah sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan bahwa kita mempunyai andil yang bermakna dengan semangat kasih sayang versi Muhammadiyah untuk membangun NKRI. Dan sekarang tugas kita untuk melanjutkannya,” tandas Muhadjir di hadapan lima ratusan peserta yang hadir. (bel/can)
Shared:
Komentar