Rombongan KLHK memonitoring untuk Kawasan Hutan Pujon yang merupakan hibah dari KLHK untuk UMM. (Foto: Wildan Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang baru saja kedatangan tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada awal Juni lalu. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari monitoring untuk Kawasan Hutan Pujon yang merupakan hibah dari KLHK untuk UMM. Adapun Kampus Putih UMM telah mendapatkan Surat Keputusan tersebut sejak 2019 dan dipercayai untuk mengelola seluas kurang lebih 79 hektar hutan. Adapun kegiatan itu bertujuan untuk memonitoring aktivitas hutan sekaligus memberikan masukan.
Rombongan KLHK yang dipimpin oleh Erfan Noor Yulian, S.Hut, M.Si. selaku Pengembangan Teknologi Pembelajaran Ahli Muda menilai jika UMM sudah bagus dalam aspek pengelolaan hutan. Ia juga memuji rancangan jangka panjang mapun jangka pendek dari Pujon Hill garapan Kampus Putih UMM. “Secara umum sudah sangat baik. Tinggal bagaimana secara holistik bisa dikerjakan secara nyata. Yang terpenting dari pengelolaan hutan yakni bagaimana pelaksanaan bisa sesuai dengan fungsinya,” jelasnya.
Erfan, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa tim KLHK menilai beberapa aspek seperti kesesuaian pengelolaan Kawasan hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Selain itu juga menilai apakah pelaksanaannya benar atau malah melenceng dari tujuan utama. “Jangan sampai pengelola melakukan hal yang menyimpang dan tidak sesuai fungsi. Hal itu tentu akan memberikan kerugian, apalagi jika digunakan untuk profit semata,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa pengelolaan hutan tidak bisa dijalankan sendiri. UMM harus mampu melibatkan seluruh sivitas akademika yang dimiliki, utamanya fakultas. Dengan begitu, seluruh fakultas dapat menerapkan dan memanfaatkan hutan sesuai dengan kelimuannya. Keterlibatan masyarakat sekitar juga harus dilakukan. Sehingga Pujon Hill tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tapi juga masyarakat luas.
“Selama ini pengelolaan UMM atas Pujon Hill sudah bagus. Perawatannya juga berjalan dengan baik. Meski kalau dilihat dari aspek topografi cukup curam, namun saya percaya Kampus Putih UMM dapat mereboisasi dengan baik untuk mencegah bencana longsor. Saya berharap UMM bisa memanfaatkan lahan yang telah dihibahkan sesuai fungsi pendidikan, pelatihan serta riset,” harapnya.
Sementara itu, Tatag Muttaqin, S.Hut., M.Sc. selaku Ketua pengelola Pujon Hill UMM mengatakan bahwa selama ini pihaknya sudah melakukan upaya besar. Salah satunya dengan melakukan tata batas di area hutan. Kemudian juga sudah menyusun Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP).
Tatag, begitu ia kerap disapa, juga beryukur karena pihak KLHK mengapreasisi upaya dan usaha yang timnya lakukan. Pihak UMM juga memiliki keinginan besar dan rencana terstruktur untuk menjadikannya sebagai kawasan pendidikan. Begitupun dengan laboratorium sebagai sarana penelitian mahasiswa, dosen, maupun masyarakat.
“Saat ini, kami juga sudah membangun rumah atsiri yang nantinya akan dijadikan sebagai kegiatan penelitian dan pengembangan,” tambahnya
Terakhir, Tatag berharap semua rencana yagn sudah disiapkan bisa segera terealisasi. Utamanya hal-hal yang menebarkan manfaat luas serta mampu dan memberikan kesejahteraan bagi semua yang terlibat. Baik dari segi pendidikan, sosial maupun ekonomi. (Ros/Wil)