Eko Hartono selaku Konsulat Jenderal RI Jeddah dan Dr. fauzan, M.Pd selaku Rektor UMM. (Foto: Rosi Humas) |
Menempati urutan pertama sebagai kampus Islam terbaik di dunia tak membuat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhenti membantu peradaban manusia. Terbaru, Kampus Putih UMM kedatangan Konsulat Jenderal RI Jeddah ke Kampus Putih UMM untuk berkolaborasi pada 25 Oktober 2022. Khususnya untuk mewadahi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Jeddah dan Mekkah, Arab Saudi.
Eko Hartono selaku Konsulat Jenderal RI Jeddah menyampaikan ingin mengajak kerjasama dengan UMM melalui traning center di vokasi. Menurutnya, banyak anak-anak dari migran Indonesia yang ingin melanjutkan studinya ke UMM. Terlebih mereka telah mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan yang tersedia.
“Mereka tentu memiliki keinginan, kemampuan dan kualifikasi yang telah disiapkan. Ini menjadi suatu modal untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bagi mereka yang tidak ingin melanjutkan strata satu, maka vokasi bisa menjadi pertimbangan. Apalagi vokasi UMM juga sangat bagus,” terangnya.
Eko, sapaan akrabnya menjelaskan, nantinya kerjasama ini juga bisa menggaet universitas di Jeddah dan kemudian menjajaki kolaborasi. Baik itu untuk pertukaran mahasiswa, riset bersama, maupun aktivitas internasional lainnya. “Kami memohon kesediaan pimpinan untuk bisa membantu masa depan depan anak-anak migran ini agar bisa menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Terlebih saya melihat bahwa UMM sebagai kampus Islam terbaik dunia yang bisa mengembangkan sumber daya manusia berkualitas,” ungkapnya.
Baca juga : Satu Lagi Pengembangan Unit Bisnis UMM
Dalam kesempatan yang sama, Sutikno selaku Kepala Sekolah Indonesia di Jeddah mengatakan jika banyak anak-anak PMI yang ingin melanjutkan studi, tapi terhalang oleh biaya. Sebab, penghasilan orang tuanya yang cukup rendah dan malah menjadi beban keluarga.
“Oleh sebab itu kami ingin bekerjasama dengan UMM untuk bisa menitipkan anak-anak PMI. Agar mereka bisa berkuliah di UMM dan bisa lanjut kerja. Paling tidak, para orangtua tidak khawatir melepas anak-anaknya karena kultur di Malang tidak jauh berbeda dengan mereka,” katanya.
Ia juga sempat menjelaskan permasalah yang seringkali dihadapi pihaknya di sana. salah satunya perundungan dan senioritas yang begitu kental. Dua hal itu diakuinya belum bisa diatasi dengan maksimal karena kurangnya guru BK. “Saya juga berharap UMM bisa memberikan pelatihan bagi guru-guru kami agar bisa mendampingi anak didik dengan baik. Pun dengan sederet riset yang dapat mendukung proses belajar mengajar,” tuturnya.
Baca lagi : Dua Dosen Farmasi UMM Jelaskan Kasus Keracunan Obat Sirup
Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya, kerjasama semacam ini bsia menambah menambah amunisi kebermanfaatan Kampus Putih UMM. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Sebelumnya, UMM juga sudah mengirimkan banyak tenaga kerja ke Jepang, Kuwait dan Abu Dhabi. Terlebih UMM kini memiliki program Center of Excellence (CoE) yang dapat menebar kebermanfaatan lebih tinggi.
“Anak-anak PMI bisa masuk vokasi agar bisa segera mendapatkan praktek. Di UMM juga ada CoE yang bsia mengasah skill mahasiswa. Program ini juga sangat fleksibel sehingga mereka bisa bebas memilih kelas unggulannya,” ucap Fauzan. (ros/wil)