Galih Wasis Wicaksono, M.Cs. dan Nur Putri Hidayah, M.H. saat berpartisipasi dalam SenasPro 2017 di UMM Dome Oktober lalu |
Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil membuat software perancang Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) dan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bernama “Lective”. Tim ini terdiri dari dosen UMM Galih Wasis Wicaksono MCs, Nur Putri Hidayah MH dan Dr Hari Windu Asrini, dibantu mahasiswa Teknik Informatika UMM, M Andi Al-Rizqi.
Ketua tim peneliti, Galih memaparkan, penelitian yang sudah dimulai sejak 2014 ini berawal dari kesulitan beberapa dosen muda dalam penyusunan kurikulum. Karena dalam realitanya, tidak semua dosen atau tenaga pendidik mendapatkan materi untuk menyusun kurikulum secara reguler. “Oleh karena itu kami berniat untuk mempermudah dan mempersingat penyusunan kurikulum dengan menggunakan software aplikasi,” jelas dosen jurusan Teknik Informatika UMM ini.
Nur Putri Hidayah sebagai CMO dan LO tim peneliti juga menambahkan, penelitian yang didanai Kemenristek Dikti ini sampai saat ini sudah memiliki banyak fitur dan produk yakni Lective Gegulang, Lective Huluakan, Paket dan Pelatihan. “Ke depan, kami akan mulai mengembangkan Lective Imbagas yang merupakan software untuk perencanaan penliaian hasil belajar peserta didik. Selain itu rencana lebih jauh lagi, pada 2021 Lective akan bisa mendukung penjaminan mutu dan akreditasi,” jelas dosen Fakultas Hukum UMM ini.
Untuk saat ini, lanjut Nur, Lective lebih fokus dalam mencari rekognisi dari lembaga-lembaga pendidikan. “Kami aktif untuk mencari rekognisi dengan cara mengikuti pameran-pameran dan bahkan presentasi langsung ke lembaga berpotensi,” sambungnya.
Uniknya, meskipun belum dipasarkan secara profesional, sudah banyak tenaga pendidik maupun lembaga-lembaga pendidikan yang menggunakan produk ini. Selain digunakan di beberapa fakultas di UMM, Lective juga digunakan beberapa tenaga pendidik di Universitas Ma Chung dan Universitas Muhammadiyah Mataram. Total sudah ada 98 dosen, 11 fakultas, dan 41 program studi yang tersebar di Indonesia yang sudah menggunakan produk Lective. (iel/han)