Penampilan seni tari dari tim LK UMM tandai kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Karakter. |
DIREKTUR Kesenian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Dr Restu Gunawan MHum mengatakan, hubungan antara pendidikan dan seni budaya tidak bisa dipisahkan. Kedua aspek tersebut harus saling mendukung satu sama lain. “Satu-satunya jalan membangun kebudayaan yaitu melalui pendidikan, begitu pula sebaliknya,” kata Restu pada kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Karakter yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (20/9).
Kegiatan bertema “Membangun Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Budaya” ini merupakan hasil kerjasama antara Lembaga Kebudayaan (LK) UMM dengan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia UMM.
Drs Joko Widodo MSi selaku penanggung jawab kegiatan menilai, lemahnya karakter bangsa menjadi ancaman bagi eksistensi negara ini. “Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat memberikan dampak yang beragam, baik positif maupun negatif. Terlebih jika bangsa Indonesia tidak memiliki karakter yang kuat. Hal tersebut merupakan tantangan nyata bagi dunia pendidikan,” ujarnya.
Joko Widodo berharap seminar ini akan memberikan dampak signifikan bagi pendidikan karakter, khususnya melalui dimensi budaya. ”Harapannya, seminar ini dapat merumuskan dan mendeklarasikan rekomendasi pendidikan berkarakter bangsa dan juga dapat mendeklarasikan terbentuknya komunitas pegiat pendidikan karakter bangsa berbasis budaya,” jelas Joko dalam sambutannya.
Seminar dihadiri 251 orang yang terdiri dari para guru, dosen, mahasiswa S1 dan S2, serta pemerhati pendidikan dan kebudayaan. Tiga pembicara ahli turut hadir, di antaranya sastrawan dan budayawan Indonesia Prof Dr Sumito A Sayuti, pakar pendidikan Prof Dr Wahyudi Siswanto MPd dan Kepala LK UMM Dr Daroe Iswatiningsih MSi. (iel/han)