LP3A Revitalisasi Peran Keluarga Melalui Kajian Perempuan dan Anak

Author : Humas | Selasa, 26 Juli 2016 15:22 WIB
Kajian Perempuan dan Anak digelar LP3A setiap dua bulan sekali.

PERAN orang tua dalam membangun keluarga sangat krusial. Tak hanya peran pendidikan, peran-peran lain seperti sosial dan ekonomi juga sangat mempengaruhi. Itulah yang diangkat Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Kajian Perempuan dan Anak, Selasa (26/07) di Ruang Sidang Senat UMM.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini dosen Fakultas Psikologi UMM Dr. Iswinarti dan dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMM, Saiful Amien. Keduanya berupaya menggali peran orang tua dalam keluarga melalui dua perspektif yang berbeda, di satu sisi melihat aspek psikologisnya, di sisi lain melihat aspek pengembangan akhlaqul-karimah (akhlak mulia).

Menurut Iswinarti, ada sepuluh karakter yang perlu dibangun pada anak di antaranya yaitu pengambilan keputusan, mengikuti aturan, ketabahan, kontrol diri dan kasih sayang. “Kontrol diri merupakan hal yang sangat penting karena kebiasaan anak harus dilatih agar tidak mudah meminta berbagai macam hal pada orang tuanya,” paparnya.

Menurutnya, peran orang tua yang harus dipahami, yaitu bahwa orang tua tidak harus menjadi yang sempurna untuk mendidik anak, orang tua hanya perlu untuk mencoba untuk terus lebih baik lagi. Metode yang bisa digunakan orang tua dalam membangun karakter di antaranya adalah metode bermain. “Metode bermain merupakan yang paling mudah untuk diaplikasikan orang tua pada anak di rumah,” jelas Iswinarti.

Senada, Saiful Amien mengatakan, pendidikan anak terjadi pada tiga area, yaitu pada area keluarga (informal), masyarakat (non formal), dan sekolah (formal). Pada ketiga area tersebut, setiap pelaku pendidik juga menjadi bagian dalam pembentukan akhlak yang mulia bagi anak. “Sejatinya, akhlak yang mulia itu bukan dengan ‘diceramahkan’ tetapi dengan dibiasakan atau dihabituasikan,” jelas Amien.

Sementara itu Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin MSi dalam sambutannya menyatakan, sasaran dalam keluarga adalah seorang anak, yang mana poros dalam pertemuan antara orang tua dan anak adalah dialektikanya. “Di situlah akan diberikan sentuhan kasih sayang, yang akan berpengaruh pada proses tumbuh anak di bidang yang lain,” jelasnya.

Kajian LP3A yang rutin diadakan dua bulanan ini dilakukan dengan tujuan agar setiap keluarga bisa mengembalikan fungsi keluarga seutuhnya. Kepala LP3A UMM Thathit Manon Andini menyatakan hubungan orang tua dan anak tidak memiliki waktu yang cukup lantaran orang tua seringkali hanya memikirkan pekerjaan. “Karenanya orang tua perlu strategi bagaimana memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan anak. Tidak hanya memberi makan, namun juga kebutuhan emosi juga perlu dipenuhi oleh orang tua.”

Ada dua model diskusi yang menjadi program LP3A, yaitu diskusi internal dan diskusi ekternal yang mengundang masyarakat umum. “Lahan garapan LP3A terus ditingkatkan, karena pengasuhan anak yang salah dapat menciptakan anak yang salah dalam mengatur emosi,” jelas dosen FKIP UMM tersebut. (jll/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image