Rektor UMM, Fauzan, membuka acara 2nd ASEAN Conference on Psychology and Humanity. Konferensi dihadiri sekitar 150 pserta yang terdiri dari para pakar dan peminat psikologi se-Asia Tenggara. |
MAGISTER Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar 2nd ASEAN Conference on Psychology and Humanity, Jumat-Sabtu (19-20/2). Bertemakan “Optimalizing Human Strength for Productivity and Well Being”, konferensi akan membahas secara pararel 117 makalah hasil penelitian dari para peneliti di bidang psikologi.
Konferensi dihadiri sekitar 150 peserta yang merupakan pakar maupun peminat psikologi dari negara-negara se-Asia Tenggara, di antaranya yaitu Prof. Dr. Mohd. Zahidi H. Hajazi (University of Selangor Malaysia), Mr. Sopon Satornsumritpol (Ramanggala University of Technology Thanyaburi, Thailand), Dr. Iswinarti, M.Si (UMM), Dr. Agnes del Rosario Crisostono (Bulacan State University, Philippines), Dr. Lisnawati Ruhaena (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Dr. Syed Muhammad Syed Abdullah (University of Sains, Malaysia), Prof. Dr. Nilar Kyu (University of Yangon, Myanmar) dan Dr. Diah Karmiyati P.Si (UMM).
Ketua Program Magister Psikologi UMM, Dr. Iswinarti, M.Si mengatakan, tema-tema mengenai bidang psikologi dan kemanusian memang sangat dibutuhkan dan penting untuk dibahas secara internasional. “Dengan seminar seperti ini semua yang berkepentingan terhadap kekuatan individu dan masyarakat mampu dioptimalkan,” terangnya.
Ia menuturkan, UMM sebagai kampus dengan akreditasi A yang memiliki banyak kerjasama internasional akan sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia psikologi. “Ini merupakan sumbangan yang baik dari UMM pada dunia internasional untuk mengoptimalkannya (psikologi dan kemanusiaan, red),” ujarnya
Sementara itu, Rektor UMM, Drs. Fauzan, M.Pd saat opening speech memaparkan berbagai program kerjasama internasional yang telah terjalin dengan UMM, khususnya di kawasan Asia Tenggara seperti program ASEAN Benchmarking Program yang memiliki tiga fokus pegembangan.
“Pertama untuk mengetahui posisi UMM di antara universitas di ASEAN. Kedua, Untuk mempelajari best practices yang dilakukan oleh universitas-universitas di negara ASEAN, dan ketiga memungkinkan adanya pengembangan kerjasama antar universitas di ASEAN,” paparnya.
Selain itu, Fauzan menambahkan, UMM juga memiliki program kerjasama pertukaran pelajar yang sudah terjalin sangat baik dakam menghadapi ASEAN Community melalui program Learning Express (LeX). “Dalam program ini kami menjalin kerjasama dengan Singapore Polytechnic (SP) dan Kanazawa Institute of Technology,” jelasnya.
Fauzan juga menyambut hangat para peserta yang hadir dalam konfrensi kali ini. Ia mengungkapkan siapapun yang bekerjasama dengan UMM adalah bagian dari keluarga besar UMM. “Bukan hanya sekedar teman, kami sudah menganggap siapapun yang hadir di sini sebagai bagian dari keluarga.” (gas/han)