KREATIF : Mahasiwa Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berwirausaha kuliner di Bazar yang sedang digelar. |
KULINER dan industri kreatif menjadi tren wirausaha anak muda dewasa ini, karena memiliki potensi yang amat menjanjikan. Untuk itu, melalui bazaar wirausaha, Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berupaya memberi kesempatan bagi mahasiswanya untuk berkarir di bidang tersebut.
Pada kegiatan yang diadakan di depan Gedung Kuliah Bersama II, Selasa (6/12) itu, produk yang ditawarkan beraneka rupa, meski didominasi kuliner. Menyajikan stan-stan kreatif mahasiswa D3 Keuangan dan Perbankan yang tengah menempuh matakuliah Kewirausahaan. Semuanya adalah mahasiswa tingkat akhir, yakni semester 5.
“Ini adalah bentuk praktikum matakuliah Kewirausahaan. Mahasiswa diminta menuangkan ide kreatif wirausaha melalui bazaar ini. Tujuannya untuk membekali kemampuan mengawali dan mengembangkan wirausaha pada tahap pemula,” ungkap Yunan Syaifullah MSc, salah satu dosen yang tengah melakukan penilaian stan bazaar.
Bazaar ini tak serta-merta digelar. Di minggu awal perkuliahan, mahasiswa diminta membuat proposal bisnis sebagai pengantar. Kelompok mahasiswa dengan proposal yang layak lalu maju untuk menyusun konsep bazaar. Selanjutnya, setelah Ujian Tengah Semester, barulah bazaar ini digelar. Total, 25 stan terpilih dari 3 kelas yang ada. Masing-masing stan digawangi oleh 4-5 mahasiswa.
Meski merupakan bagian dalam praktikum, tapi tak semua stan yang dipamerkan kemarin merupakan stan ‘dadakan’. Di ujung utara stan, berdiri sebuah stan yang menjual beragam pakaian dan asesoris khas distro, Diamond Goblin namanya. Ternyata, stan ini adalah salah satu wirausaha yang dikembangkan mahasiswa di luar perkuliahan. Tak Cuma itu, sebuah stan yang menamakan diri Mix juga merupakan stan yang sehari-hari beroperasi dalam bentuk café kecil di daerah Sawojajar. Ini adalah inisiatif produktif dari 3 mahasiswa yang merupakan rekan sekelas. “Sudah mencoba wirausaha meski saat itu belum jadi mahasiswa. Mumpung masih muda,” ujar Gery Ardiansyah, mahasiswa semester 5 itu.
Ada beberapa poin yang menjadi penilaian dosen, di antara produk kreatif, produk konsinyasi, harga, keindahan, kebersihan, kemampuan deskripsi produk, dan promosi. Yunan menilai, tema kuliner yang paling banyak disajikan mahasiswa merupakan bentuk kebutuhan dasar dan pasar masyarakat saat ini.
“Harapannya, mahasiswa nanti punya bekal dan kemampuan serta bisa mengawali untuk jadi wirausahawan pemula. tak sebatas memulai, tapi juga bisa menindaklanjuti bisnis tersebut,” pungkas Yunan.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang digelar di lantai 4 GKB II, bazaar kali ini digelar di depan GKB II. Lokasi strategis yang dipilih menjadikan bazaar ini ramai dikunjungi mahasiswa maupun dosen UMM yang tengah melintas. Sehingga, rencana awal bazaar ditutup pukul 15.30, namun tengah hari ternyata sudah tutup lantaran dagangan sudah luders terjual. (ich/han)