Proses yudisium Prodi Hubungan Internasional (Foto: Istimewa) |
Skripsi acapkali menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu Fakutas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UMM memberikan alternatif mahasiswanya untuk lulus tanpa skripsi. Hal tersebut telah direalisasikan oleh Prodi Hubungan Internasional yang berhasil meluluskan puluhan mahasiswanya melalui program ekuivalensi artikel ilmiah jurnal.
Kepala Prodi HI UMM Syaprin Zahidi mengatakan program ekuivalensi artikel ilmiah menjadi tugas akhir atau skripsi merupakan bentuk usaha untuk mendorong mahasiswa lulus tepat waktu. Dimana, tujuan dari program ini yaitu untuk memberikan alternatif kepada mahasiswa untuk lulus melalui jalur akademik lain.
“Artikel ilmiah yang dapat disetarakan dengan skripsi haruslah melalui proses bimbingan dengan dosen, review oleh reviewer jurnal, revisi dan tahapan editorial yang memadai sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Artikel yang berhasil terbit juga harus melalui proses ujian yang ketat oleh dosen penguji,” tegas Syaprin.
Baca juga : Sambangi Caruban, Mobil KaCa UMM Bagi Keceriaan hingga Sunat Massal
Syaprin mengatakan semua kategori jurnal dapat diajukan sebagai pengganti penulisan skripsi. Mulai jurnal internasional, jurnal nasional Sinta 1 hingga Sinta 6, bahkan jurnal ber-ISSN non-Sinta.
Lebih lanjut, Syaprin juga menjelaskan bahwa ada jalur lain selain program ekuivalensi artikel yang bisa mahasiswa coba. Salah satunya melalui program Kampus Merdeka. Prodi Hubungan Internasional juga telah melakukan ekuivalensi ke dalam nilai mata kuliah bagi mahasiswa yang memiliki pengalaman internasional dan nasional. Hal tersebut merupakan upaya Prodi untuk mempertahankan Akreditasi Unggul yang telah diraih. Di samping itu juga sebagai langkah mempersiapkan akreditasi internasional.
Baca juga : Mahasiswa UMM Jadi Duta Banyuwangi 2022
Di sisi lain, salah satu mahasiswa yang berhasil mengambil program ini yaitu Oktavia Widya Kumalasari, lulusan Prodi Hubungan Internasional yang lulus pada Wisuda Periode II 2022 lalu. Ia berhasil menyelesaikan studi dengan menulis artikel di Jurnal Sinta 4.
“Lulus melalui konversi publikasi artikel lebih efisien dalam hal tenaga dan waktu. Karena kita tidak perlu menulis sebanyak menulis skripsi hingga ratusan halaman. Namun bukan berarti kita tidak menguasai penelitian dan topik yang kita tulis, karena proses tetap harus melalui bimbingan dengan dosen dan melewati proses review serta revisi,” ungkap Okta mengakhiri. (*/zak/wil)