Mahasiswa PGSD UMM Ciptakan 36 Tarian Tradisional
Author : Humas | Sabtu, 30 Desember 2017 14:20 WIB
|
Mahasiswa PGSD 2016 memperagakan tarian kreasi jaran kepang |
Sabtu (30/12) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Pagelaran Seni PGSD 2017. Gelaran tari yang bertajuk “Create Entrepreneur in Traditional Dance to Build World of Education” ini digelar di parkiran mobil UMM.
Gelaran tari kali ini merupakan bentuk tugas akhir dari mata kuliah Seni Budaya Sekolah Dasar 1 yang ditempuh oleh mahasiswa Prodi PGSD angkatan 2016.
Total, ada 36 tarian yang disuguhkan. Menariknya tarian-tarian tersebut murni hasil karya mahasiswa PGSD, mulai dari musik hingga koreografinya.
Dosen pengampu mata kuliah Seni Budaya Sekolah Dasar 1, Arina Reftian, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini adalah agar mahasiswa dapat menjaga warisan budaya Indonesia, terutama dalam bentuk seni tari.
“Dari kegiatan ini diharapkan setiap lulusan PGSD UMM selain menjadi pendidik yang profesional, mereka bisa menciptakan karya seni autentik mereka sendiri,” ujar Arina.
Arina juga menambahkan, menurutnya kurikulum yang ada saat ini masih kurang dalam mendorong siswa dan mahasiswa untuk mengembangkan nilai-nilai seni budaya Indonesia. Karenanya, dibutuhkan acara sejenis untuk mendorong mahasiswa lebih aktif menjaga nilai-nilai budaya.
“Harapannya, dengan kegiatan ini mahasiswa lebih terdorong untuk menjaga nilai budaya Indonesia,” pungkas salah satu inisiator Rumah Budaya Indonesia, yang juga bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Kedutaan Besar RI di Selandia Baru itu.
Membuat sebuah tarian dan menampilkannya secara perdana di muka umum ternyata bukanlah hal yang sederhana. Hal ini diungkapkan oleh Galih Ayuningtyas, salah satu peserta Pagelaran Seni PGSD 2017.
Selain kikuk harus tampil di muka umum, ia juga mengungkapkan Tarian Burung Nuri yang ia peragakan bersama teman-teman melalui proses yang panjang dalam pembuatannya.
“Kesulitannya ada di pembuatan lagunya, bagaimana menyambung nada satu dengan yang lain, tetapi lain ceritanya dengan koreografinya, karena saya sudah pernah menari,” ungkap Galih. (iel/sil)
Shared:
Komentar