Mahasiswa UMM Diminta Mencontoh Riset Energi Terbarukan Eropa

Author : Humas | Kamis, 28 September 2017 10:11 WIB
Founder Energy Academy Indonesia Dr Syarif Riyadi berbicara tentang pasar energi terbarukan di Indonesia dan Eropa.

KEDATANGAN founder Energy Academy Indonesia Dr Syarif Riyadi dan Desti Alkano PhD di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (28/9), memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa Fakultas Teknik di kampus ini. Terlebih, UMM dikenal sebagai kampus sadar energi terbarukan, salah satunya melalui inisiasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Menurut Syarif Riyadi, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan dan berinovasi dengan energi terbarukan. “Di negara Uni Eropa seperti Jerman dan Belanda permintaan untuk penggunaan transportasi berteknologi energi terbarukan sudah mulai berkembang secara konsisten,” kata Riyadi yang memiliki pengalaman sepuluh tahun riset di bidang material science di Belanda.

Saat ini, lanjut Riyadi, Belanda mentargetkan pada 2025 untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak. “Sayangnya, saat ini Indonesia masih harus puas dengan hanya menjadi distributor produk energi terbarukan dari negara Eropa” paparnya saat kuliah tamu “Materials Technology and Renewable Energy Development”.

Untuk itu, kata Riyadi, Indonesia membutuhkan perusahaan yang bertumpu pada penelitian dan pengembangan (litbang) yang memanfaatkan energi terbarukan secara tepat guna. Bagi Riyadi, dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia sangat mungkin untuk menciptakan energi terbarukan.

Riyadi berharap, pada 2040 Indonesia dapat mengejar ketertinggalan penciptaan dan pemanfaatan energi terbarukan. Sehingga, Indonesia dapat menjadi pengekspor energi terbarukan bagi negara-negara yang membutuhkan dan minim sumber daya penciptaan energi terbarukan.

Salah satunya, Riyadi menambahkan, saat ini Indonesia sudah saatnya untuk mendukung riset produksi electrical-vehicle sebagai aktualisasi persiapan Indonesia menghadapi degradasi bahan bakar yang saat ini digunakan.

Sementara itu, Desti Alkano menyatakan, berdasarkan hasil penelitiannya, 20 tahun lagi perusahaan penyedia layanan listrik di Indonesia akan mengalami kebangkrutan jika tidak mengubah bentuk pelayanan menjadi smart-grids innovation, salah satu energi terbarukan yang telah ia kembangkan di Belgia. (nis/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image