Ghozi Khamaluddin Daffa, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang kini tengah menimba ilmu di University College Cork (UCC), Cork City, Irlandia. (Foto : Istimewa) |
Ghozi Khamaluddin Daffa, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang kini tengah menimba ilmu di University College Cork (UCC), Cork City, Irlandia. Pengalaman itu ia dapatkan berkat meraih beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Ghozi, sapaan akrabnya, akan belajar di sana hingga Desember nanti.
Kehidupan akademis di UCC memberikan pengalaman baru yang tak terlupakan bagi Ghozi. Ia merasa suasana perkuliahan di Irlandia jauh berbeda dari yang biasa ia jalani di Indonesia. “Satu hal yang paling menarik menurutku adalah dinamika kelas, tidak bertele-tele tapi tetap ramah. Budaya tepat waktunya juga keren dan santai asalkan tujuan akhir dari modul udah tercapai. Ghozi juga kagum dengan fleksibilitas kehadiran di kelas. Para mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas tanpa harus selalu hadir,” ujarnya.
Baca juga : Viral Guru yang Dikriminalisasi, Begini Kata Dosen FH UMM
Selain belajar, Ghozi juga merasakan pengalaman budaya yang berharga di acara Culturise yang mempertemukan mahasiswa internasional. Pada acara tersebut, Ghozi dan rekan-rekannya dari IISMA memperkenalkan batik kepada mahasiswa dari berbagai negara. Ia menjelaskan beberapa jenisnya, cara membuatnya, dan lain sebagainya. “Awalnya agak ribet tapi interaksinya asyik banget. Melihat antusias mereka terhadap budaya kita benar-benar berkesan. Apalagi batik kan salah satu budaya yang menarik dari Indonesia,” tuturnya.
Selain kehidupan akademik Ghozi juga tertarik dengan infrastruktur transportasi di Cork yang mendukung pejalan kaki dan pesepeda. Di kota ini banyak orang lebih memilih berjalan kaki atau bersepeda karena jalur bus yang memadai dan lingkungan yang nyaman. Kendaraan pribadi juga tidak banyak karena sistem transportasinya yang lebih memeadai.
Adapun tempat favorit Ghozi di kampus UCC adalah Boole Library yaitu area ‘red zone’. Perpustakaan ini mewajibkan mahasiswa untuk menjaga suasana tenang sehingga pengunjung bisa fokus belajar dan mengerjakan tugas. “Nyaman banget buat belajar. Kalau di Indoensia, mungkin kita jarang menemui yang seperti ini,” katanya.
Baca juga : Mahasiswa UMM Bikin Embik Eco Green, Hasilkan Susu Kambing tanpa Bau hingga Pupuk
Setelah kembali ke tanah air, Ghozi berharap dapat membantu teman-temannya di UMM yang ingin meraih beasiswa internasional seperti IISMA. “Aku bisa diterima IISMA berkat dukungan dan bantuan mentoring dari teman-teman, jadi aku ingin bantu yang lain juga. Makanya, aku akna bkin diskusi dan juga tips dan trik untuk bisa berkuliah di luar negeri. Kemudian juga tak lupa untuk memberikan inovasi untuk kebaikan masyarakat sekitar,” jelasnya. (vin/wil)