Mahasiswa UMM Rancang Smart Pen Deteksi Rekam Medis Pasien

Author : Humas | Kamis, 23 Juni 2022 03:06 WIB
kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang smart pen medical record. (Foto: Haqi Humas)

Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi mulai masuk di berbagai sektor, salah satunya sektor kesehatan. Melihat akan hal itu, kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang smart pen medical record. Rancangan yang tertuang dalam program kreativitas mahasiswa (PKM) ini akan memberikan akses data riwayat kesehatan pasien berbasis Internet of Things (IoT). Adapun PKM ini lolos dalam pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Republik Indonesia (RI).

Anwar Syaddad selaku ketua tim menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keresahan saudaranya terkait perkembangan teknologi dan penanganan kesehatan di Indonesia. Menurutnya, sebagian besar layanan kesehatan yang ada masih dilakukan secara manual. Berangkat dari keresahan itulah, tim mahasiwa UMM ini mulai merintis ide Smart Pen ini. Adapun ide ini mulai digarap dan didaftarkan sejak awal tahun 2022.

“Apalagi melihat keadaan layanan kesehtaan luar negeri yang sudah menggunakan teknologi dengan baik. Sementara di Indonesia masih manual, padahal teknologi sudah bergerak maju,” ucapnya.

Anwar, sapaan akrabnya kembali menjelaskan bahwa Smart Pen ini memiliki sistem kerja mendeteksi rekam medis secara otomatis dengan fitur fingerprint. Jadi, ketika pasien ingin memeriksa rekam medisnya, mereka hanya perlu scan sidik jari pada alat Smart Pen tersebut. Secara otomatis rekam jejak kesehatan pasien terkait akan keluar. Sehingga proses rekam medis tidak memerlukan waktu yang lama seperti sistem konvensional saat ini.

Mahasiswa Teknik Elektro ini menjelaskan bahwa ada fitur tambahan yang menarik yaitu fitur pendeteksi oxymetri. Adapun fitur tambahan ini berguna untuk menambahkan dan mengetahui data saturasi oksigen pada tubuh. Sehingga selain bisa digunakan untuk mengecek rekam medis, juga sekaligus dapat mengetahui kondisi oksigen pasien. 

Selama pengerjaan, salah satu kendala yang mereka hadapi adalah akses template rekam medis. Itu tidak lepas dari aksesnya yang kini masih bersifat sangat privasi. Sehingga ia dan tim yang mendesain cukup kebingungan. Selama mengerjakan, Anwar merancangnya sendiri. Ia ditemani oleh Nahiva Nur Allyza (Kedokteran), Muhammad Akbarul Rahmadani (Kedokteran), Dinda Putri Savira (Ilmu Keperawatan), dan Janu Dea Siska (Manajemen) yang tergabung dalam satu tim.

Pria asli Pamekasan ini berharap ia alat Smart Pen ini bisa direalisasikan dan digunakan di Rumah Sakit. Dengan begitu, proses rekam medis yang biasanya memakan waktu lama dapat dipersingkat. “Harapan besarnya, alat yang masih dalma proses perancangan ini bisa diimplementasikan dalam layanan yang ada di instansi kesehatan,” jelasnya. (Haq/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image