Makanan Alternatif Diabetes hingga Alat Deteksi Tanah, UMM Kirim Empat Delegasi di PIMNAS 35

Author : Humas | Sabtu, 03 Desember 2022 09:02 WIB
Salah satu perwakilan dari UMM di PIMNAS 2022. (Foto: istimewa)

Gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) telah di mulai sejak 30 November sampai 3 Desember. Sebagai tuan rumah PIMNAS 2022, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan empat delegasi tim untuk berlaga pada perlombaan nasional tersebut. Keempat tim tersebut bersaing di dua bidang yang berbeda yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karya Cipta (KC) dan Riset (RE). 

Salah satu delegasi tim UMM Delsi Anjarwati, menjelaskan bahwa di PIMNAS kali ini, timnya melakukan penelitian mengenai manfaat tepung ampas kelapa dan biji alpukat untuk menurunkan indeks glikemik pada roti tawar. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pangan alternatif bagi penderita penyakit diabetes di Indonesia. Apalagi dengan angka penderita diabetes yang relatif tinggi.

“Latar belakang penelitian ini bermula dari penyakit diabetes. Di dunia, penyakit ini menempati peringkat pertama penyumbang angka kematian tertinggi. Sementara di Indonesia, penyakit ini telah menjangkiti 25,71 juta jiwa pertahun 2021 dengan angka prevalensi sebanyak 9,3%. Dengan banyaknya penderita penyakit tersebut, tim kami mencoba mencari bahan pangan pengganti dengan indeks glikemik rendah yang ramah bagi penderita diabetes,” ujar mahasiswa jurusan Teknologi Pangan tersebut.

Baca juga: PIMNAS 2022 di UMM Jadi Gelaran Paling Menyenangkan

Lebih lanjut, Delsi sapaannya mengatakan setelah melakukan penelitian, mereka menyimpulkan bahwa percampuran tepung ampas kelapa dan biji alpukat pada roti dapat menurunkan indeks glikemik sebanyak  56,67% dari roti tawar biasa. Hal ini dapat terjadi karena kedua bahan tersebut tinggi akan serat, sehingga secara otomatis mengurangi indeks glikemik.

“Terkait terpilihnya penelitian kami untuk maju di PIMNAS 2022, kami sudah optimis sejak awal. Cuma kemarin kita sempat terkedala oleh data yang tidak signifikan dari narasumber. Jadi kami harus melakukan pengujian ulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Harapannya, penelitian dan produk ini tidak hanya berhenti sampai di PIMNAS saja tetapi dapat dihilirisasi ke masyarakat luas. Utamanya bagi orang-orang penderita penyakit diabetes,” kata mahasiswa kelahiran NTB itu.

Di sisi lain, salah seorang tim perwakilan UMM, Muhammad Iqbaludin Zaky mengaku terkejut bahwa timnya dapat lolos mewakili UMM di PIMNAS 2022. Pada gelaran PIMNAS ini, ia dan tim membuat alat bernama MONIKEL. Alat berkonsep Internet of Things (IoT) berfungsi untuk memonitoring kelembapan tanah dengan menggunakan chatbot telegram yang akan membantu para petani bawang merah. Selain sebagai monitor kelembapan tanah, alat ini juga berfungsi sebagai alat penyiram tanaman otomatis. 

“Progresnya sendiri dari tahap pendanaan sampai ke PIMNAS ini cukup signifikan. Di tahap pendanaan, prototipe yang kami buat masih sangat mentah. Namun di PIMNAS ini prototipenya sudah matang, baik dari segi fitur telegram maupun alatnya,” kata mahasiswa Informatika ini.

Baca juga: UMM Tuan Rumah Pimnas ke-35 Paling Menyita Perhatian

Terkait persiapan untuk PIMNAS 2022, anak kedua dari tiga bersaudara ini menjelaskan bahwa selain menyiapkan prototipe, ia dan tim juga harus menyiapkan mental dan mengasah disiplin waktu. Harapannya tak hanya dapat memonitoring kelembapan tanah dan mengatur air di lahan, alat ini kedepannya juga dapat dikembangkan lagi sebagai alat penyiram pestisida.

“Persiapan tersebut sangat penting, utamanya disiplin waktu ya. Hal ini penting karena dari sana bisa tahu performa tim kita bagaimana. Kalau dari hal-hal kecil saja sudah disepelekan, nantinya hasil akhir tidak akan maksimal,” pungkasnya mengakhiri. (zak/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image