PENTINGNYA kualitas input mahasiswa baru menjadi pertimbangan utama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan dibukanya pendaftaran mahasiswa baru gelombang III. Pendaftaran yang telah dibuka sejak tanggal 14 hingga 29 Agustus mendatang ini hanya dikhususkan bagi program studi (prodi) yang kuotanya belum memenuhi standar passing grade yang telah ditentukan UMM.
Menurut Pembantu Rektor I UMM Prof Dr Bambang Widagdo MM, sebenarnya jika UMM menerima camaba gelombang I dan II dengan menurunkan standar passing grade, maka kuota semua prodi sudah terpenuhi. Namun, karena yang menjadi pertimbangan adalah kualitas input, maka UMM lebih memilih membatasi penerimaan dan membuka gelombang III.
Adapun prodi-prodi yang dibuka di gelombang III yaitu; Fakultas Agama Islam (FAI) semua prodi, Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP) semua prodi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) dan prodi Sosiologi, Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) untuk prodi Ekonomi Pembangunan, D-III Perbankan, dan Profesi Akuntansi, Fakultas Teknik (FT) untuk prodi Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, dan D-III Teknik Elektronika; Fakultas Psikologi khusus pilihan 1, Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) semua prodi, dan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) semua prodi.
Dengan demikian, prodi yang tidak dibuka pada gelombang III karena telah memenuhi passing grade yaitu; prodi Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Hubungan Internasional, Teknik Sipil, Teknik Informatika, Manajemen, Akuntansi, serta Fakultas Kedokteran.
Dengan berstandar pada passing grade, Bambang berharap camaba yang lolos seleksi di masing-masing prodi bisa meningkatkan kualitas input yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kualitas lulusan UMM nantinya.
“Core business-nya pendidikan itu kan sederhana, kualitas input-nya ditingkatkan, proses pelayanan akademik dan non-akademik dimaksimalkan, maka probabilitas tingginya kualitas output atau lulusan bisa terjaga. Itu merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk bisa memenuhi tingginya ekspektasi masyarakat terhadap UMM,” papar Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menilai upaya ini tidak lepas dari kesiapan UMM dalam menghadapi pasar tenaga kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlangsung akhir tahun ini. “Dengan apa yang kami lalukan ini, maka MEA tidak lagi menjadi masalah, tapi justru menjadi peluang karena lulusan UMM telah disiapkan menjadi lulusan yang memiliki daya saing tinggi,” ujarnya. (han)