Pakar Bahasa Indonesia Soroti Buku Cetak dan E-book

Author : Humas | Selasa, 09 Januari 2024 12:06 WIB
Prof. Dr. Ribut Wahyu, M. Si (Foto : Istimewa). 

Berbagai kemajuan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Salah satunya kebiasaan membaca buku cetak yang kini tergantikan dengan buku elektronik. Apakah hal ini berbahaya dan dapat menyebabkan matinya budaya literasi masyarakat? Melihat fenomena tersebut, Prof. Dr. Ribut Wahyu, M. Si selaku dosen Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ikut angkat bicara. Menurutnya, buku cetak maupun elektronik bukanlah masalah selama minat baca masyarakat tetap tinggi. 

“Perubahan itu hal yang pasti, jadi ya ikuti saja karena sebenarnya poinnya itu bukan pada buku cetak atau buku elektronik. Tetapi pada kemaun untuk membaca,” ujar Ribut, panggilan akrabnya.

Baca juga : Empathy Circle Bawa Mahasiswa UMM Ini Songsong Final Duta Kampus Jatim
 
Ribut juga menjelaskan bahwa baik buku fisik ataupun buku elektronik sebenarnya memiliki peminatnya masing masing. Bagi anak muda, buku elektronik mungkin dinilai lebih mudah dan praktis apalagi jika mengingat buku elektronik bisa dibaca di mana saja dan kapan saja. Namun sebagian lainnya, khususnya orang tua, justru malah terbebani dengan buku elektronik yang dinilai ribet dan sulit dipahami. 

“Belum lagi kekhawatiran tentang dampaknya pada kesehatan, khususnya mata akibat pantulan cahaya dari layar smartphone. Intinya siapapun wajib membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu segala hal,” tandasnya. 

Hal yang sebenarnya disoroti Ribut adalah tentang keinginan untuk mau membaca dan terus belajar. Baginya, membaca memiliki banyak manfaat diantaranya bisa memperoleh berbagai informasi, pengetahuan, dan gagasan tentang berbagai aspek kehidupan. Melalui kegiatan membaca, dapat dikembangkan pula kemampuan berpikir dan bernalar kritis, kreatif dan kemampuan berbahasa juga berkomunikasi. Jika banyak membaca, maka kosa kata yang kita miliki bertambah banyak. 

“Bahkan, dengan membaca kita bisa memperoleh kesenangan, hiburan, dan ketenangan,” tambahnya. 

Adapun tips yang ia berikan agar masyarakat cinta membaca adalah dengan sengaja meluangkan waktu serta memiliki kesabaran dan teknik-teknik yang tepat.  Agar senang membaca, bisa dimulai dari membaca teks yang sesuai dengan kebutuhan, seperti teks yang ringan dan menyenangkan serta bersifat hiburan. Membaca juga dapat membiasakan diri mencari informasi melalui bacaan, sebelum bertanya secara lisan kepada orang lain.  

Baca juga : Dosen UMM: Hati-Hati, Merusak Uang dengan Sengaja Bisa Masuk Penjara

“Teknologi itu bagus asalkan kita pintar menggunakannya. Makanya, coba berikan teknologi kepada orang- orang yang sudah dewasa secara pemikiran. Ini agar teknologi tidak digunakan untuk hal yang negatif,” pungkasnya mengakhiri. (nda/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image