Tim Kesehatan ASEAN University Games (AUG) cabang olahraga pencak silat di UMM (Foto : Wildan Humas) |
Tim kesehatan memgang peran penting untuk memastikan kompetisi selalu aman dan nyaman. Hal itu pula yang dilakukan tim kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam ajang ASEAN University Games (AUG) cabang olahraga pencak silat yang diadakan di Dome Kampus Putih. Ajang yang dilaksanakan pada 3-7 Juli itu tidak lepas dari cedera fisik karena merupakan olahraga bela diri.
“Tentu pasti ada luka fisik karena benturan. Cedera yang dialami biasanya memar, patah tulang atau bahkan dislokasi sendi. Tapi di dua hari penyelenggaraan AUG ini tergolong aman. Hanya kemarin ada atlet dari Singapura yang mengalami patah di tulang selangka. Alhamdulillah sudah diatasi dan ditangani dengan baik. Apalagi UMM juga punya rumah sakit yang dekat,” jelas koordinator tim dr. Wildan Firmansyah.
Baca Juga : Youth SDGs Conference di UMM: Semua Punya Peran Jaga Bumi
Menariknya, tim kesehatan yang disiapkan melebih standar yang biasa berlaku. Jika biasanya hanya empat tim kesehatan yang diterjunkan, kali ini tim tersebut terdiri dari 8-10 orang. Ada dokter anestesi, dokter saraf, dan 7 dokter umum. Selain itu juga ada fim fisioterapis serta sederet volunteer dari anak-anak muda.
“Kami siapkan lebih dari standar karene mengingat ini adalah event besar dan internasional. Dengan jumlah yang lebih banyak, harapannya bisa memastikan semua aman dan terkendali selama ajang AUG cabor pencak silat dilaksanakan,” kata dokter RS UMM itu.
Baca Juga : Berstandar Internasional, UMM Jadi Tuan Rumah ASEAN University Games
Disediakan pula dua ambulans yang terdiri dari satu ambulans transport dan satu ambulance advance. Keduanya dilengkapi dengan alat-alat yang mencukupi, terutama model advance. Dengan begitu, jika teradi kecelakaan atau luka serius, bisa langsung ditangani dan dibawa ke rumah sakit untuk bisa ditangani lebih lanjut. Apalagi jika mengalami luka yang serius dan perlu pnanganan khusus.
Terakhir, dokter yang sering turun sebagia tim relawan itu berharap, ke depan ada platform komunikasi yang lebih baik antar tim kesehatan yang ada di beberapa venue. Dengan begitu, mereka bisa saling diskusi dan saling bantu agar efek yang diberikan semakin besar. Selain itu, volunteer yang berpengalaman juga akan menjadi tambahan tim yang bagus untuk membantu penanganan berbagai cedera selama kompetisi. (Wil)