Penjelasan Dosen UMM yang Harus Kamu Tahu Sebelum Membeli Mobil Listrik

Author : Humas | Minggu, 04 Juni 2023 06:54 WIB
Novendra Setyawan, ST., MT. Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (Foto : Istimewa)

Akhir-akhir ini, kehadiran mobil listrik banyak menarik perhatian masyarakat. Selain desainnya yang futurustik dan ramah lingkungan, mobil listrik juga diklaim lebih hemat. Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai juga terus mendorong konversi kendaraan berbasis minyak ke kendaraan listrik.

Meski sangat menggiurkan, ada beberapa hal yang perlu diketahui calon pembeli sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan listrik. Novendra Setyawan, ST., MT. selaku Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan beberapa penjelasan. Ia menyampaikan, kendaraan listrik digerakkan oleh baterai yang menghasilkan energi listrik. Energi tersebut tentu didapat dari pengecasan daya yang ada di rumah maupun melalui station yang disediakan pemerintah. 

Baca Juga : Muncul Isu MK Ubah Sistem Pemilu, Pakar Hukum UMM Sebut MK Tak Berwenang

Pada awalnya, kendaraan listrik masih belum dilirik oleh masyarakat akibat penyimpanan baterai yang dinilai tidak tahan lama. Masyarakat masih harus terus menerus mengganti baterai dan bisa memakan biaya yang hampir setara dengan harga kendaraan tersebut.

“Jika ingin membeli mobil listrik, sebaiknya masyarakat perlu menyiapkan rumah pengisian sendiri dengan satu daya minimal 2200 watt. Dengan begitu, mobil bisa diisi daya kurang lebih 2-3 jam. Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan adaptor yang sesuai karena masih belum ada standar adaptor yang diberlakukan di Indonesia hingga saat ini,” urai Novendra.

Selain persiapan tersebut, ia juga mengingatkan perlunya masyarakat menggunakan pengaman tambahan atau Miniature Circuit Breaker (MCB) agar tidak terjadi konsleting saat pengisian catu daya. Pun dengan mengecek serta memperhatikan kondisi baterai agar bisa lebih awet.

Baca Juga : Suka Makan Lalapan? Ini Bahayanya Menurut Dosen FK UMM

Meski memiliki  banyak kelebihan, kendaraan listrik juga ada kekurangannya. Contohnya, kendaraan listrik akan sangat bergantung pada penyimpanan energi dari baterai. Pengisian daya membutuhkan waktu 2-3 jam untuk pengisian fast charging. Berbeda dengan kendaraan konvensional yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk mengisi bensin lalu dapat melanjutkan perjalanan kembali.

“Memang, salah satu kendala kendaraan listrik adalah penyimpanannya yang masih lemah dan tidak awet. Sehingga, perlu adanya maintenance atau penggantian baterai dengan biaya yang hampir 50%,” lanjutnya.

Karenanya, Novendra berharap, Indonesia akan memiliki standarisasi metode pengisian maupun maintenance dari kendaraan listrik di kemudian hari. Dengan begitu, mobil listrik bisa lebih bertahan lama dan diminati masyarakat.

“Menurut saya, selain mendorong penggunaan mobil listrik, perlu juga ada pengembangan energi baru terbarukan. Kalau di UMM, kami memiliki pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTMH). Saya rasa, keduanya mampu membantu pasokan listrik untuk kendaraan listrik karena dapat diperbarui secara terus menerus,” pungkasnya. (Tri/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image