Perdalam Pengetahuan Tentang Islam, PUSAM UMM Gelar Heritage Seminar
Author : Humas | Rabu, 07 Februari 2018 10:11 WIB
|
Mahasiswa S3 UMM, Robert Pope, sedang memberikan pengantar dalam The Heritage Seminar |
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk memahami Agama Islam secara menyeluruh. Hal tersebut dimaksudkan agar muslim tidak asal melakukan syariat Islam, namun juga dapat mengerti dasar dari apa yang dikerjakan.
Untuk itu, pada Rabu (7/2) Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar The Heritage Seminar yang bertajuk “The Origins of Islam & the Context of Qur’an” di Ruang Sidang Senat UMM.
Dalam seminar kali ini PUSAM UMM membahas tentang Al-Quran dalam Konteks Sejarahnya, Menganalisa Pemikiran para Revisionis serta Teori Hermeneutika dan Aplikasinya dalam Al-Quran.
Tiga pakar hadir sebagai pembicara, yakni mahasiswa S3 Pendidikan Agama Islam UMM serta direktur Equal Access International, Robert Pope, dosen dari Notre Dame University, USA, Prof. Mun’im Sirry serta pengajar bidang Biblika di Seminari Al Kitab Asia Tenggara, Malang, Ferry Y. Mamahit.
Robert Pope dalam pengantar seminar mengulas desertasinya yang berjudul “Menemukan Kembali Islam Inklusif: sebuah Riset Naratif terhadap Usman Ibrahim”. Ia menyampaikan bahwa sebenarnya setiap agama seperti kotak-kotak yang memiliki aturan dan kepercayaan sendiri. Namun, uniknya kotak-kotak tersebut saling terkoneksi satu sama lain.
“Ada yang bilang pada jaman Nabi Muhammad agama Islam diaplikasikan dengan sangat eksklusif padahal tidak demikian,” ujar mahasiswa asal Australia ini.
Di sisi lain, Prof. Mun’im Sirry menjelaskan Al Quran dalam konteks sejarahnya. Menurutnya, umat Islam harus menyadari bahwa pada mulanya agama Islam mengalami proses yang sangat panjang hingga seperti sekarang ini. Hal inilah yang ia sebut “Memanusiakan Agama”.
“Tidak hanya Islam, semua agama terbentuk menjadi sebuah institusi agama juga jauh setelah para founding fathers nya meninggal dunia,"ungkapnya.
Di akhir, pemateri ketiga Ferry Y. Mamahit menjelaskan tentang teks dalam kitab suci. Menurutnya secara umum, teks berfungsi sebagai sebuah dokumen atau tulisan yang di dalamnya dapat melestarikan sebuah pesan. Hal ini karena di dalam teks sendiri terdapat konsep, gagasan, ideologi, teologi, dan informasi baik itu informasi sejarah, budaya, maupun sosial.
“Meskipun dikatakan hanya sebagai dokumen, tetapi kitab suci ini bersifat sakral karena di dalam tradisi agama abrahamic (Islam, Yahudi, dan Kristen.red) teks ini bersumber dari Allah atau Yahve dalam bahasa Ibrani,” pungkas Ferry. (iel/ard/sil)
Shared:
Komentar