Simulasi memperingati HKB 2024 (Foto : Rizki Humas) |
Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2024, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adakan pelatihan penanganan pertama bagi korban bencana, 26 April 2024 lalu. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa relawan siaga bencana (Maharesigana) UMM bekerjasama dengan Muhammadiyah Disaster Medical Center (MDMC) Wilayah Jawa Timur, Puska-pb UMM, MDMC Batu, Vertical Rescue Indonesia (Regional Malang), YEPE, Malang High Rope dan DIMPA.
Kegiatan yang bertajuk Peringatan HKB di UMM ini menjadi salah satu upaya untuk membentuk kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara rawan bencana, sehingga pendidikan seperti ini sangat perlu bagi masyarakat.
Baca juga : Dosen UMM Beri Win-win Solution untuk Konflik Papua
“Seperti slogannya ‘siap untuk selamat’. Adanya simulasi danpelatihan ini juga ditujukan agar tak hanya tim peyelamat saja yang mengetahui teknik penyelamatan, namun juga para masyarakat luas,” ujar Naibul Umam Eko Sakti, S.Ag., M.Si. selaku Wakil Ketua MDMC Wilayah Jawa TImur.
Umam, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa simulasi yang dilakukan merupakan perwujudan kesiapsiagaan terhadap bencana sekaligus melatih keterampilan rescue mahasiswa. Diharapkan dengan adanya generasi yang sigap dapat menjadi tangan-tangan untuk memberi pendidikan dan menjadi tim penyelamat bagi masyarakat saat terjadi bencana.
Sebagai informasi tambahan, PP Muhammadiyah memiliki program tangguh bencana, satuan pendidikan rawan bencana, dan tim siaga bencana di tingkat desa sebagai bentuk upaya membentuk sikap sigap masyarakat terhadap bencana.
“Simulasi ini juga menjadi salah satu perwujudan kami dalam membangun kesiapsiagaan generasi mendatang terhadap bencana yang suwaktu-waktu dapat terjadi,” tambah Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si selaku Ketua Bidang Diklat MDMC Jawa Timur.
Baca juga : FKIP UMM Kerjasama dengan Yala Rajabath University Thailand
Zakarija menambahkan, salah satu simulasi yang dilakukan berupa teknik penyelamatan bagi korban bencana di tebing atau gedung-gedung tinggi. Urgensinya adalah menyelamatkan korban yang sedang terluka dan tidak dapat menyelamatkan diri. Dalam prosesnya, mereka menggunakan berbagai macam teknik, salah satunya teknik HART (High Angle Rescue Technique). Adapula teknik ascending yaitu naik menggunakan akses tali, descending atau turun menggunakan akses tali, vertical rescue double rope evakuasi korban di tali secara vertikal, juga diagonal tension yaitu evakuasi korban dari ketinggian secara diagonal.
Terakhir, Dr. Nur Subeki, M.T. selaku Wakil Rektor III UMM memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada tim Maharesigana yang bekerjasama dengan MDMC PP Muhammadiyah dalam melakukan simulasi tanggap bencana di UMM. Adanya agenda ini diharapkan dapat memenuhi cita-cita muhammadiyah untuk menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan umat.
Dibalik banyaknya kasus bencana di Indonesia, pelatihan serupa dapat menciptakan generasi tangguh dan sigap terhadap bencana. Apalagi, melihat topografi UMM yang memiliki banyak gedung tinggi, sehingga pelatihan seperti ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hal yang fatal. “Jika tidak ada generasi tangguh, maka bagaimana cara untuk meyakinkan masyarakat bahwa anak muda bisa menjadi penolong yang mumpuni di masa depan?” pungkasnya. (tri/wil)