Pewarna Makanan dari Ekstraksi Serangga? Begini Penjelasan Pakar UMM

Author : Humas | Kamis, 16 Mei 2024 03:59 WIB
Prof.Dr.Ir. Elfi Anis Sa'ati, MP (Foto : Istimewa).

Dalam dunia makanan dan minuman, warna adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi selera konsumen. Perwarnaan makanan tidak hanya berpengaruh pada aspek estetika, tetapi juga dapat mengindikasikan kualitas, kesegaran, dan bahkan keamanan makanan. Salah satu warna yang menarik perhatian industri pangan adalah karmin, yang berasal dari serangga Cochineal.

Pakar teknologi pangan Universitas Muhammadiyah malang (UMM) Prof.Dr.Ir. Elfi Anis Sa'ati, MP. menjelaskan, karmin adalah pewarna alami yang digunakan secara luas dalam berbagai produk makanan dan minuman. Pewarna ini diekstraksi dari serangga Cochineal (Dactylopius coccus), yang hidup di Amerika Tengah dan Selatan. Bahkan sempat diperbincangkan tentang halal dan haramnya. 

Baca juga : Sekjen Kesejahteraan Sosial Filipina Bicara di Hadapan Wisudawan UMM

Dosen yang akrab disapa Elfi ini mengungkapkan bahwa pewarna makanan karmin berdasarkan peraturan BPOM no 10/2019 dinyatakan aman dikonsumsi. Namun dalam penggunaannya tetap berpedoman sesuai batasan yang telah di tetapkan. Menurut Elfi, pewarna karmin tidak memberikan resiko kesehatan yang berarti dalam penggunaan jangka panjang jika sesuai pada takaran penggunaannya. 

"Maka dari itu perlu melakukan pengecekan juga terutama pada proses ekstraksinya. Apakah menggunakan pelarut yang aman atau tidak, karena itu juga berpengaruh," ujar Elfi.

Senada dengan hal tersebut, Elfi memaparkan terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan pewarna karmin. Di antaranya menjadi pilihan pewarna alami non sintetis, kemampuan untuk memberikan warna merah yang cerah dan menarik pada produk makanan dan memiliki stabilitas warna yang baik, terutama dalam produk makanan yang mengalami pemanasan atau penyimpanan yang lama. Ini memungkinkan produk makanan untuk tetap mempertahankan warna aslinya selama masa simpan. Selain itu, pewarna karmin dapat digunakan dalam berbagai jenis produk makanan dan minuman, termasuk permen, minuman berkarbonasi, yogurt, dan makanan pencuci mulut. 

Baca juga : Hasil Penelitian Dosen UMM Temukan Khasiat Kamandi Saebo

"Namun jika ragu apakah pewarna karmin tersebut halal atau tidak, beberapa alternatif pengganti pewarna karmin pada industri makanan dapat dipilih. Di antaranya menggunakan pewarna pigmen antosianin dan sejenisnya yang menyumbangkan warna alami merah, pink hingga keunguan. Contohnya ekstrak bunga telang, mawar merah, ungu, atau biru, rosella, ubi ungu, angkak, buah duwet, buah naga dan kulitnya serta anggur. Pigmen lainnya atau karotenoid juga bisa di dapat dari sumber alami lain seperti buah tomat, worte dan yang lainnya," pungkasnya mengakhiri. (rev/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image