PKMA Didik Mahasiswa Jadi Wirausaha Kreatif dan Mandiri

Author : Humas | Selasa, 20 Desember 2016 14:22 WIB
Malang Area Head Bank Mandiri memberikan kenang-kenangan pada Kepala Biro Mawa UMM, didampingi para pembicara dan staff Bank Mandiri.

AGAR mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) siap berkompetisi menjadi wirausaha muda kreatif dan mandiri, unit Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa dan Alumni (PKMA) Biro Kemahasiswaan UMM instens melakukan seminar dan workshop entrepreneurship. Salah satunya, melalui Talkshow Wirausaha Mandiri menghadirkan sejumlah pengusaha berpengalaman.

Beberapa pembicara yang dihadirkan pada kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus II UMM (19/12) ini yaitu owner D Tanjung dan De Labu, Dewi Tanjung, serta penemu mesin penetas telur penyu satu-satunya di dunia atau dikenal dengan maticgator sekaligus owner CV Ulumul Bahri, Paundra Noorbaskoro. Hadir pula Regional Business Development Jatim Bank Mandiri Iswandi, Malang Area Head Bank Mandiri Theresia Pratiwi Hastari dan Kepala Biro Kemahasiswaan UMM Abdullah Masmuh.

Kegiatan hasil kerjasama PKMA Mawa UMM dan Bank Mandiri ini diikuti sekitar 300 mahasiswa yang memang memiliki ketertarikan untuk menjadi wirausaha mandiri. “Talkshow ini dilakukan UMM untuk membuka akses informasi para mahasiswa ke program Wirausaha Mandiri Bank Mandiri. Semoga dengan informasi itu dan mendengarkan langsung kisah mbak Dewi dan mas Paundra sebagai pengusaha muda yang inspiratif, mahasiswa UMM tergerak untuk memacu diri sebagai wirausaha,” jelas kepala PKMA UMM, Dr Fien Zulfikariyati MM.

Dewi Tanjung, wanita kelahiran Mondoroko Singosari menjadi fenomenal saat memenangkan wirausaha muda mandiri (WMM) 2010. Kisah hidupnya menjadi cerita yang menginspirasi karena keuletan dan kreatifitasnya. Sebagai anak yatim dengan ibu yang hanya buruh cuci hingga bisa menyekolahkan Dewi sampai perguruan tinggi menjadi motivasi terkuat bagi Dewi  untuk membuat ibunda bangga padanya.

“Bermimpilah yang besar dan wujudkan mimpi itu dengan penuh percaya diri,” Seru Dewi kepada hadirin. Keunikan usaha Dewi tidak sekedar “menyulap” limbah dan potensi lokal di sekitarnya menjadi handicraft bertaraf internasional. Namun, dia juga tidak pelit berbagi keterampilan dan kesempatan dengan masyarakat sekitar. Kini usahanya mampu memperkerjakan 56 lebih karyawan yang sebagian besar tenaga kerja perempuan di sekitar tempat tinggalnya.

“Berawal dari modal 50 ribu rupiah, kini berkat WMM saya sudah bisa ke beberapa negara untuk urusan bisnis dan bertemu dengan orang-orang hebat yang memberi  saya ilmu dan inspirasi. Dalam membangun dan mengembangkan usaha, kita harus banyak memiliki jaringan. Pengalaman saya menunjukkan 5 teman yang baik disekitarmu akan membuatmu bisa bangkit  dan berhasil,” paparnya membagi pengalaman dan tips.

Sementara itu Paundra Noorbaskoro, pemenang WMM 2015 memulai kisahnya dengan menceritakan kondisi penyu di perairan Trenggalek dan daerah kelahirannya sendiri, Pacitan. Keprihatinannya akan nasib penyu yang terancam punah, serta didukung oleh ilmunya di bidang Perikanan dan Kelautan, alumni UB ini meciptakan Mesin Penetas Telur Penyu yang diberi nama Magicgator.

“Magicgator merupakan satu-satunya mesin penetas telur penyu, di mana melalui mesin tersebut kami merancang kita bisa memilih jenis kelamin bayi penyu yang menetas nanti,” jelasnya membuat penasaran yang hadir. Rupanya memilih jenis kelamin penyu ini menjadi penting.  Pemanasan global membuat suhu meningkat dan itu secara alamiah membuat telur penyu yang menetas kebanyakan berjenis kelamin betina. Padahal, untuk pembuahan penyu betina memerlukan enam penyu jantan,” jelasnya lebih lanjut. Ketidakseimbangan jumlah penyu jantan dan betina ini merupakan salah satu faktor semakin menipisnya jumlah populasi penyu.

Kedua success story pemenang WMM yang hadir memiliki kesamaan dalam karakter pribadi. Mereka peduli pada lingkungan sekitar, percaya diri, kemauan berkolaborasi, dan memiliki visi untuk membangun masyarakat. Baik Dewi Tanjung maupun Paundra pada akhirnya melakukan edukasi pada masyarakat, berbaur dan mendampingi warga sehingga terbentuk komunitas yang peduli terhadap kelangsungan hidup lingkungan alam dan lingkungan sosial.

“Kriteria pemenang WMM selain kami melihat kesehatan usahanya yang lebih penting lagi adalah karakter pesertanya. Sesuai semangat WMM, Muda, Inovatif, Peduli,” kata Iswandi. Lebih jauh, tentang program WMM yang sudah digelar sejak 2007, Iswandi memaparkan lima katagori usaha yang menjadi perhatian WMM 2016 meliputi Wirausaha Industri Perdangan dan jasa, Wirausaha Boga, Wirausaha Kreatif, Wirausaha Tehnologi, dan Wirausaha Sosial.

“WMM tidak hanya memberi modal dalam bentuk hibah kepada para pemenang, melainkan juga memberikan bantuan pembiayaan serta membuka akses mendapatkan jaringan yang luas, memberikan pembinaan dan pendampingan, serta biaya untuk pelatihan dan promosi di event-event profesional sampai di tingkat internasional,” jelas Iswandi lebih lanjut.

Mendorong jiwa kewirausahaan mahasiswa dan alumni, PKMA UMM memiliki beberapa program menarik. Selain beberapa kali mengundang pengusaha muda yang sukses, baik dari kalangan alumni UMM maupun bukan, PKMA secara rutin telah menyelenggarakan pameran usaha mahasiswa dan alumni setiap satu semester. Seperti Rabu (21/12) nanti yang akan diselenggarakan di parkiran lantai tiga Kampus III UMM. (*/han)    

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image