Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru (PPG) hadirkan Direktur UNESCO. (Foto: Wildan Humas) |
Wawasan kebangsaan dan strategi dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik adalah hal yang krusial. Maka harus ada inovasi dan cara baru dalam mendidik. Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif APCE-UNESCO Prof. Dr. Ignasius D. A. Sutapa, M.Sc. dalam seminar nasional Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM), 27 Mei 2023.
Lebih lanjut, Ignasius menegaskan bahwa saat ini peran guru sangat strategis. Utamanya dalam menanamkan makna-makna pancasila. Menurutnya, ada lima dimensi fundamental dalam pancasila, yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Lima nilai itu harus bisa ditransfer ke peserta didik agar bis amenciptakan SDM yang unggul dan baik.
Baca juga: Dekan FH UMM: Ada Banyak Pelajaran di Kasus Ferdy Sambo
“Dunia pendidikan tidak lepas dari tantangan globalisasi. Maka, perlu adanya upaya penguatan-penguatan dalam berbagai aspek. Termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan teknologi digital, serta melihat tren yang sedang booming di media sebagai alat pembelajaran yang menarik bagi peserta didik,” katanya.
Menariknya, kegiatan tersebut juga memamerkan belasan media pembelajaran karya para peserta PPG UMM. Ada yang mengembangkan metode untuk memudahkan pemahaman siswa akan budaya lewat wayang golek. Adapula alat yang menarik minat peserta didik belajar materi ilmu pengetahuan alam, seperti aerob dan anaerob.
Salah satu yang menarik adalah pembelajaran untuk menjaga lingkungan. Salah satu anggota, Eci Sugiarti menjelaskan bahwa alat tersebut mencoba memberi pemahaman bagi siswa terkait perubahan lingkungan. Ada yang dikarenakan faktor alam, ada juga faktor manusia yang bisa saja merusak bumi. Ia dan tim membuat alat peraga dari bahan sterofoam, plastik, dan bahan daur ulang lain yang dijadikan sebagai arsitektur gunung, mobil, manusia dan lainnya.
Baca juga: Suka Makanan Pedas? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya ala Dosen UMM
Hadir pula dalam kesempatan itu, Kolonel Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Tri Sugiyanto, S.Sos. Ia mengingatkan pentingnya nilai-nilai perjuangan pahlawan Indonesia dalam memerdekakan suatu bangsa. Sehingga anak-anak zaman sekarang bisa menimba ilmu dengan damai.
“Perjuangan bukan hanya masalah mengangat senjata, tapi juga bisa dilakukan dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan menemukan gagasan-gagasan baru. Dengan begitu, muncul solusi inovatif bagi beragam permasalahan masyarakat,” tegasnya.
Sugiyanto juga mendorong para guru untuk bisa menguatkan nilai perjuangan itu secara intensif. Sehingga bisa menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia. “Nelson Mandela pernah berkata bahwa untuk menghancurkan sebuah negara, kini tidak perlu dengan memborbardir. Cukup hancurkan dengan cara membuat generasi muda lupa akan sejarah bangsanya. Maka, guru memainkan peran strategis dalam menjaga generasi muda saat ini,” katanya.
Baca juga: Hanif, Wisudawan UMM yang sudah Miliki Bisnis Beromzet Ratusan Juta
Sementara itu, Rektor UMM Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. mengapresiasi beragam media pembejalaran yang sudah diciptakan dengan sentuhan-sentuhan teknologi dan terbarukan. Menurutnya, pendidikan di era 5.0. memang memerlukan inovasi media yang menarik perhatian para siswa. Hal itu juga menjadi gerakan nyata seorang calon pendidik untuk turut mencerdaskan bangsa.
Fauzan juga mendorong guru-guru muda untuk memperluas resonansi dalam pengembangan model pembelajaran. Bukan hanya di tingkat nasional saja, namun juga bisa meraih domain internasional. “Anak muda, termasuk guru muda, harus mampu memberikan sentuhan baru dna menjadi agent of change. Anda adalah pendidik yang akan membentuk generasi masa depan. Di tangan anda mereka akan tumbuh dan mampu memajukan bangsa Indonesia,” pungkasnya mengakhiri. (faq/wil)