Rektor UMM bersama Dosen FPP UMM dan Komisaris PT. MAS Group.(Foto: Wildan Humas) |
Ada tiga bisnis yang tidak akan pudar hingga kiamat nanti. Ketiganya adalah kesehatan, pendidikan dan yang terakhir pangan. Hal itu disampaikan oleh Komisaris PT. MAS Group Sentot Joko Priyono dalam Kuliah tamu dan penandatanganan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Adapun acara yang dilaksanakan pada 20 Maret adalah kerjasama terkait Center of Excellence (CoE) Ekspor Agrokompleks garapan Agribisnis UMM.
Sentot, sapaannya, melanjutkan bahwa ada banyak kesempatan dan peluang dalam bisnis pangan, termasuk agrokompleks. Hal itu tidak lepas dari kebutuhan manusia akan pangan yang harus dipenuhi. Maka, para mahasiswa harus bisa memanfaatkannya dengan baik.
Terkati CoE Ekspor Agrokompleks, ia menjelaskan bahwa basecamp kelas ini akan diletakkan di Pontiana. Hal itu tidak lepas dari pelabuhannya yang sangat mendukung, utamanya dalma hal regulasi ekspor. Para peserta CoE akan diajar langsung oleh stakeholder yang bergelut dalma kegiatan ekspor.
“Jadi nanti yang memberikan pelatihan mulai dari petani omoditi, pengelola, bea cukai, bahkan hingga pembeli dari luar negeri. Pembelinya juga bermacam-macam seperti dari Malaysia, India, hingga Bangladesh. Jadi peserta bisa mendapatkan banyak pengalaman dan pelatihan yang mumpuni,” tegasnya.
Adapun kelas ini nantinya berisi 80% praktek dan 20% sisanya materi. Diharapkan muncul bibit-bibit unggul yang paham tentang ekspor dan segala yang berkaitan dengannya. Acara itu juga dihadiri langsung oleh Direktur utama PT. MAS Group, Anne Sri Arti. Ia bercerita tentang jatuh bangun memulai usaha ini serta mengajak anak muda untuk melihat peluang yang ada.
“Saya mengawali semua ini dengan keluar dair zoan nyaman, kemudian menggaet beberapa peternak sapi perah. Dari sana, muncul berbagai ide dan usaha yang terus dikembangkan. Semua pasti ada hambatannya, tapi jika tekun dan bisa melihat peluang, saya rasa keberhasilan akan menunggu di akhir jalan,” katanya.
Di sisi lain, Ketua Program Studi Agribisnis UMM Ary Bakhtiar, SP., M.Si. melihat bahwa peluang pengembangan pasar ke luar negeri terbuka lebar. Salah satunya yang berkaitan dengan bdiang agrokompleks yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Maka peluang ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Satu upaya yang bsia dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas pengekspor produk ini.
Baca juga: Diskusi RBC UMM Kaji Situasi Politik Menjelang Pilpres 2024
CoE ini juga diharapkan mampu membekali pengetahuan dan teknis terkait ekspor kepada para mahasiswa. bukan hanya mereka yang belajar di agribisnis, tapi juga lintas jurusan, fakultas bahkna universitas. “Pun dengan pemberian informasi tentang potensi dan tantangan ekspor produk agrokompleks, persiapan awal sebelum melakukan ekspor dan implementasi dalam kegiatan ekspor produk,” katanya.
Terakhir, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. menjelaskan bahwa potensi ekspor sangat menjanjikan. Ia berharap mereka yang turut serta dalam CoE ini bisa menjadi pengekspor yang andal. Bukan hanya tahu produk mana yang bagus tapi juga mampu memahami regulasi dengan baik. Tidak harus menunggu lulus, tapi bisa dimulai sejak menginjak bangku perkuliahan.
Baca juga: Terbitkan Artikel Berkualitas, Jurnal FH UMM Sukses Terindeks Scopus
“Sampai saat ini ada lebih dari 40 CoE yang sudah berdiri dan berjalan. Mulai dari CoE unggas, koi, cokelat, welding inspector, anggrek, metaverse, dan lain sebagainya. Sudah banyak yang datang ke UMM untuk belajar tentang pengelolaan CoE ini. Bahkan ada yang ikut membuka program yang serupa,” pungkasnya. (wil)