PSIF UMM Refleksikan Dinamika Politik di Dunia Arab

Author : Humas | Senin, 18 Desember 2017 16:50 WIB
 
Prof.Dr. Dhzulkifl Zaman Kan memberikan materi dan diskusi mengenai Dinamika Politik diluar Arab & Implikasinya bagi umat islam di Indonesia
Berbagai konflik yang terjadi di dunia Arab pada 2017 menarik perhatian Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menggelar Refleksi Akhir Tahun bertema "Dinamika Politik di Dunia Arab dan Implikasinya bagi Islam Indonesia", Senin (18/12) di Aula Masjid AR Fachruddin UMM. 
 
Kegiatan refleksi ini menghadirkan para pakar di antaranya cendekiawan Muslim Singapura Prof. Dr. Dhulkifl Zaman Khan, pakar politik Barat Tengah dan dunia Islam Dr. Ibnu Burdah MA, dan wartawan senior Jawa Pos Rohman Budijanto. 
 
Kepala PSIF UMM Dr. Pradana Boy MA berharap dari acara ini dapat terbangun jejaring literasi damai yang melibatkan para intelektual publik, tokoh agama, penulis dan influencer, serta para aktivis muda Muslim yang bervisi perdamaian.
 
Terlebih, berbagai konflik yang terjadi itu kian dipanaskan dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan memindahkan ibukota Israel ke Yerusalem. Hal itu, lanjut Pradana, makin menambah beban baru di tengah pelbagai konflik yang dialami dunia Islam pada 2017 ini, seperti perang Suriah, serangan Taliban di Afganistan, konflik ISIS di Irak, konflik berkepanjangan di Yaman, perang sipil Libia, konflik India-Pakistan, dan masih banyak lagi. Karenanya, penting bagi umat Islam Indonesia untuk memiliki pemahaman yang utuh atas dinamika politik di negara-negara Muslim dan apa implikasinya bagi bangsa ini.
 
"Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kita perlu memahami, apa implikasinya bagi kita dan apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia," ujar Pradana yang juga Duta Perdamaian Agama Dunia pada King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) ini.  
 
Pradana mengatakan, menjadi tugas bersama untuk mengampanyekan dan memviralkan narasi perdamaian Islam di tengah kehidupan bangsa dan dunia yang seringkali dihiasi narasi kebencian ini.
 
"Apalagi sebenarnya Islam Indonesia punya peluang besar untuk menjadi contoh bagi dunia dalam membangun masyarakat Muslim yang tenteram dan harmoni," kata peraih gelar doktor dari National University of Singapore (NUS) ini.
 
Sementara itu Prof. Dr. Dhulkifl Zaman Khan berpesan agar masyarakat tidak menyangkut pautkan Islam dengan kekerasan yang terjadi, khususnya terkait kasus Israel dan Palestina. Muslim Indonesia hendaknya tahu tentang sejarah secara utuh terkait apa yang terjadi dibalik politik dunia arab, termasuk kedua negara tersebut.
 
“Jadi kita harus tahu backgroundnya, karena ini semuanya sudah campur aduk. Ini bukan soal agama saja, tapi ini soal ekonomi. Kita ini harus jadi intelek,” tandasnya.
 
Menurut Dhulkifl, isu antara Israel dan Palestine sudah bergulir sejak 70 tahun lalu. Berbagai kepentingan merebak disana. Melihat hal tersebut, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia hendaknya ikut bersuara. Bukan hanya itu, Indonesia juga harus mulai memilah apa yang baik dan tidak baik bagi negaranya.
 
“Saya selalu bilang ke pejabat kita untuk jangan hanya duduk diam. Jangan salah, kita duduk diam bukan mereka yang mati tapi kita yang mati,”tandasnya.
 
Dhulkifl menguraikan, jika Indonesia hanya diam, kondisi peperangan yang terus berlanjut di negara arab lama-lama akan menjatuhkan nilai tukar rupiah. Jika hal ini terjadi, kegoncangan ekonomi juga akan terjadi di Indonesia.
 
“Tidak mungkin kalau Indonesia tidak ikut campur pada perdamaian disana. We must to talk to Israel,” tambahnya.
 
Menambahkan Dhulkifl, Rohman Budijanto menyampaikan bahwa Indonesia harus peduli terhadap konflik di negara-negara arab, mengingat sejarah turunnya Islam disana. Oleh sebab itu, ada keterikatan antara muslim Indonesia dengan negara-negara tersebut.
 
“Disana harus kita jaga, karena ada warisan-warisan suci yang harus dijaga dengan cara-cara suci yang elegan ,” pungkasnya.
 
(Humas UMM)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image