Roy Sebut UMM Kampus Inklusif yang Terbuka dan tanpa Diskriminasi

Author : Humas | Kamis, 22 September 2022 11:11 WIB
Roy, mahasiswa doktoral non-muslim yang menilai bahwa UMM adalah kampus yang inklusif. (Foto: Adit Humas)

Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan negara heterogen namun tingkat toleransi antar masyarakatnya saat ini relatif memudar. Tapi hal tersebut tidak ditemui di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tinggi akan sikap toleransi. Hal itu di ucapkan oleh salah satu wisudawan UMM Dr. Roy Hendroko Setyobudi, M.Si. pada gelaran wisuda UMM ke-105 periode III pada Kamis (22/9) lalu di Dome UMM. Turut hadir secara daring di wisuda tersebut Duta Besar Portugal untuk Indonesia, H.E. Mrs. Maria Joao Falcao Poppe Lopes Cardoso.

Lebih lanjut, Roy yang menganut Katolik menceritakan bahwa sebagai wakil dari mahasiswa minoritas, ia sama sekali tidak merasakan tekanan apalagi sebuah kesusahan selama masa perkuliahan. Tidak ada diskriminasi yang saya rasakan. Sivitas akademika yang ada di UMM juga sangat ramah dan menyambut keberadaannya tanpa membedakan agama. “Saya sangat berterima kasih pada rektor dan seluruh warga yang ada di Kampus Putih atas bantuannya selama masa perkuliahan doktoral saya,” ujar Roy.

Meskipun telah lulus, Roy mengatakan bahwa para alumni tidak boleh berhenti untuk belajar. Anjuran untuk tetap belajar ini juga tercantum dalam lima kitab sekaligus. Di Al-Quran ada Surat Al-Alaq ayat satu sampai lima. Ada pula Kitab Genesis atau kitab Kejadian bab 1 ayat 28, yang menjadi panduan rekan-rekan kaum  Katolik dan Protestan. Selain itu, anjuran belajar juga terdapat di Dhammapada 18: 242-243 bagi penganut agama Budha.

“Ada juga Niki Sataka Sloka 12 bagi teman-teman Hindu. Terakhir ada di Kitab Analek  bagi pemeluk Kong Hu Cu. Selain belajar, publikasi dan penelitian karya ilmiah juga harus ditingkatkan. Dunia menunggu gagasan dan temuan anda melalui skripsi, tesis, disertasi, maupun karya ilmiah yang anda semua publikasikan. Mari kita banjiri Scopus dan WoS dengan karya-karya ilmiah dari Kampus Putih UMM,” ungkap Roy.

Di sisi lain, H.E. Mrs. Maria Joao Falcao Poppe Lopes Cardoso, mengatakan bahwa ada beberapa aspek yang sedang dikembangkan oleh Portugal.  Pertama adalah inklusivitas dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini Portugal menanamkan beberapa nilai di bidang pendidikan seperti demokrasi, sosial kohesi dan intercultural dialogue.  Aspek kedua yang sedang memiliki nilai apik adalah kesehatan nasional yang dapat dijangkau masyarakat secara gratis, baik orang Portugal asli maupun orang asing yang tinggal di Portugal.

“Aspek ketiga ada drug policy, di mana kebijakan ini telah menekan dengan sangat baik persebaran dan penyalahgunaan narkoba di Portugal. Terakhir ada penggunaan energi baru dan terbarukan. Saat ini Portugal sedang mengembangkan berbagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Harapannya di tahun 2030, 80% kebutuhan listrik negara berasal dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan tersebut. Mungkin hal-hal tersebut dapat memberi inspirasi bagi generasi muda Indonesia dan UMM untuk memberikan kontribusi di masa yang akan datang,” kata Maria.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd, mengatakan pada para wisudawan bahwa kelulusan bukanlah akhir dari jalan untuk menimba ilmu. Kedepannya, para lulusan akan belajar lebih banyak ketika terjun ke masyarakat. Agar tetap di jalan yang lurus, mereka diharapkan untuk dapat berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah didapat di UMM.

“Dalam proses belajar di masyarakat, kita harus melihat orang-orang sukses. Tidak hanya pada hasil suksesnya saja tetapi juga pada prosesnya untuk meraih kesuksesan. Ada empat sifat yang harus kalian pegang teguh ketika berada di masyarakat yaitu, jujur, percaya diri, komunikatif, dan mudah berkolaborasi. Semoga anda semua menjadi akademisi yang bertanggung jawab dan dapat meraih cita-cita yang besar,” pungkasnya mengakhiri. (syi/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image