Ruang Inklusif Digencarkan di UMM Autism Summit 2024

Author : Humas | Rabu, 23 Oktober 2024 09:04 WIB
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi tuan rumah UMM Autism Summit 2024.(Foto: Istimewa)

Demi mendukung kesadaran akan individu dengan autisme, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi tuan rumah UMM Autism Summit 2024. Agenda yang dilaksanakan pada awal Oktober itu dihadiri oleh ratusan masyarakat, ahli, sivitas akademika, dan para pembicara yang mumpuni. Terlebih lagi ada talkshow yang menghadirkan tiga pemateri yang memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang autisme.

Salah satunya Nina Rukmina Dewi, seorang orang tua dari anak penyandang autisme dan konselor pendidikan. Menurutnya, penting bagi para orang tua untuk tidak panik ketika menghadapi situasi sulit. Ia juga mendorong agar terus mencari dan tidak menyerah dalam mendapatkan solusi terbai bagi anak.

Baca juga : Berkat Relasi Internasional UMM, Dosen FH Ini Terbang ke Portugal 

"Ketika kita diamanahi untuk memiliki anak berkebutuhan khusus, kita juga harus menjadi istimewa dalam kerja keras dan pembelajaran. Penerimaan terhadap keunikan anak juga harus kita tanamkan sejak awal. Jika orang tua hanya bersikap biasa-biasa saja, segala keistimewaan anak bisa menjadi masalah baru yang lebih kompleks," tambahnya.

Di sisi lain, turut hadir Bayu Dwito Wicaksono, S.T., seorang profesional yang baru terdiagnosa autisme pada usia 30 tahun dan kini bekerja di lingkungan yang inklusif. Bayu menjelaskan bahwa penting untuk menyuarakan kesadaran autisme di lingkungan terdekat dan media sosial. Ia juga menekankan pentingnya menciptakan ruang yang aman dan inklusif di lingkungan pendidikan dan tempat kerja, agar semua orang dapat berkontribusi tanpa merasa terpinggirkan.

"Inklusivitas berarti melibatkan semua orang dan mendengarkan kebutuhan individu. Kita harus membuat orang-orang di sekitar kita memahami bahwa setiap individu, terlepas dari diagnosis mereka, memiliki hak untuk diterima dan dihargai," jelas Bayu.

Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh Dr. Cahyaning Suryaningrum, dosen Fakultas Psikologi UMM. Dalam sesi talkshow-nya, ia menilai dukungan psikologis bagi anak-anak dengan autisme harus digencarkan. Anak-anak ini sering kali menghadapi tantangan yang berat, baik dari dalam diri mereka sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Mereka berjuang untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang sering kali tidak memahami mereka. Maka, menciptakan ruang yang sama bagi semua anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa menganggap mereka sebagai minoritas adalah salah satu kunci.

Baca juga : Muhadjir Effendy, Eks Rektor UMM Dipercaya Jadi Penasihat Khusus Presiden

Lebih lanjut, Cahyaning menjelaskan, setiap respon yang diberikan oleh anak-anak dengan autisme harus dihargai. "Dukungan harus datang dari keluarga, teman, dan masyarakat luas. Kita harus belajar untuk menerima dan mencintai anak-anak berkebutuhan khusus, karena mereka juga berjuang untuk menemukan tempat mereka di dunia ini," katanya 

Adapun UMM Autism Summit 2024 diharapkan menjadi platform yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap individu dengan autisme. Melalui kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat umum, acara ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih inklusif dan peduli terhadap keberagaman. (*/Wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image