Kajian Safari Ramadan UMM yang terlaksana di UMM dan di RS UMM (Foto: Dini Humas) |
Bagi muslim, Ramadan bisa menjadi proses akselerasi menjadi orang baik. Hal itu ditegaskan oleh Dr. Abdul Haris, MA. dalam safari Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 30 Maret 2023 lalu di rumah sakit umum (RSU) UMM. Adapun itu diikuti ratusan pegawai dan tim kesehatan RSU UMM dan UMM Medical Center sebagai upaya memperbaiki diri dan meningkatkan layanan.
Lebih lanjut, Haris menjelaskan bahwa tidak ada ayat di Alquran yang menyebut suatu ibadah bergandengan dengan kata taqwa, kecuali ibadah puasa. Hal itu tak lepas dari puasa yang menuntut kita untuk taat. Tidak makan, tidak minum, tidak marah dan menahan nafsu-nafsu lainnya.
Baca juga: Cerita Alumni UMM, Berpuasa di Negeri Seribu Gereja
“Pada hakikatnya ibadah adalah sebuah model dan membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Ibadah juga bisa mempengaruhi aktivitas dan sikap kita sehari-hari,” tambahnya.
Puasa juga dinilai sebagai latihan menjadi orang baik, begitupun dengan salat. Ibadah itu membuat manusia menghindari perbuatan keji dan munkar. Sehingga manusia bisa memiliki akhlak sosial yang baik. Bahkan, mereka yang akhlak sosialnya baik bisa mengalahkan mereka yang memiliki ritual baik.
Haris juga sempat bercerita sebuah kisah saat seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. “Ada seseorang yang rajin salat malam, berpuasa, bersodaqoh, dan beramal saleh. Namun, ia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya, kira-kira di mana ia akna berakhir? Kemudian Nabi menjawab bahwa tidak ada kebaikan di orang itu dan termasuk penghuni neraka,” tambah Haris.
Terakhir, Haris menegaskan, Ramadan harus bsia melahirkan akhlak sosial yang baik. Termasuk melayani pasien dan keluarga dengan ramah di rumah sakit. Memasukkan kegembiraan di hati orang dan mudah tersenyum. Dengan begitu Ramadan dapat menjelma sebagai proses memperbaiki diri dan akselerasi kebaikan.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. juga memberikan pengarahan pada safari Ramadan tersebut. Ia menilai bahwa kajian akan menjadi sia-sia jika yang ikut tidak menyiapkan mindset dan cara berpikir untuk berubah menjadi lebih baik.
Ramadan juga bisa menjadi kesempatan mengembalikan hakikat kemanusiaan. Satu di antaranya yakni meningkatkan kapasitas sebagai makhluk sosial. Mampu membawa misi kebaikan, baik bagi dirinya maupun orang lain.
Baca juga: Ingin Beli Rumah? Dosen Hukum UMM Ingatkan Sederet Hal
“Misalnya saja dalam aspek layanan. Jika biasanya tidak bagus dan suka menggerutu, maka di bulan inilah waktu yang tepat untuk mengubahnya. Jika biasanya sudah baik, maka harus terus dipertahankan, bahkan juga ditambah lagi baiknya,” kata Fauzan.
Rektor asal Kediri itu juga memberitahu rumus seorang yang selalu berupaya menjadi manusi baik. Yakni keterbukaan akan kritik dan saran dari lingkungannya. Dengan begitu, ia bisa tahu apa kekurangannya selama ini, kemudian memperbaikinya terus menerus. (wil)