Dari kiri, Kepala DPPM UMM Prof.Dr.Sudjono, M.Kes, Wakil Rektor I UMM Prof. Syamsul Arifin, M.Si, dan Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti Prof Ocky Karna Radjasa, M.Si, saat meninjau stan UMKM. Foto : RinoAnugrawan/Humas |
SEMINAR Nasional dan Gelar Produk (Senaspro) 2016 yang digelar oleh Direktorat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) resmi dibuka hari ini, Senin (17/10). Kegiatan dibuka Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Prof. Ocky Karna Radjasa MSi,. Sebanyak 151 peserta hadir memenuhi basement dome UMM.
Dalam pembukannya, Ocky menyatakan apresiasinya terhadap UMM yang menggelar seminar nasional sekaligus gelar produk.
“Jarang terjadi, seminar diadakan sekaligus dengan gelar produk. Oleh karenanya, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini,” ujarnya.
Ocky menilai, perlu ada perubahan paradigma pada para dosen perguruan tinggi yang biasanya fokus hasil riset hanya dalam bentuk publikasi dan punya hak paten. Oleh karenanya, Ocky mendorong agar hasil riset masuk dalam tahap komersialisasi.
Ocky menyayangkan turunnya peringkat daya saing bangsa Indonesia dari peringkat 34 di tahun 2014 menjadi 37 pada 2015. Ada beberapa pilar yang menentukan sebuah bangsa kompetitif atau tidak. Salah satunya yakni market size. “Ada sekitar 240 juta penduduk Indonesia, tapi 60 persen daya saing masih dipegang oleh Amerika, China, dan Jepang,” paparnya.
Dalam hal inovasi, Indonesia juga mengalami penurunan. Sehingga, perkembangan Iptek dan inovasi dinilai belum bisa mendorong daya saing bangsa. Oleh karenanya, melalui seminar nasional dan gelar produk ini, Ocky berharap akan mampu mendorong para dosen dari kampus-kampus di Indonesia untuk meningkatkan produtivitas dalam hal penelitian. Utamanya riset yang aplikatif untuk masyarakat.
Kepala DPPM UMM, Prof. Dr. Sudjono, M.Kes.
Sementara itu, Wakil Rektor I UMM, Prof Syamsul Arifin, M.Si. dalam sambutannya mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk perwujudan salah satu tugas utama dosen yang tertuang dalam UU No. 14 tahun 2005. Dosen, lanjut Syamsul, sebagai pendidik professional sekaligus ilmuwan. Oleh karenanya, dosen mempunyai tugas utama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Salah satunya melalui riset, sesuai dengan fokus bidang studi masing-masing dosen.
“Forum ini juga menjadi perwujudan visi UMM untuk menjadi universitas yang terkemuka dalam hal pengembangan iptek berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman,” tambah Syamsul.
Sementara itu, di Hall Dome UMM, 25 stan ditampilkan kepada seluruh masyarakat. Tak hanya mengenalkan, UMM juga mendekatkan hasil penelitian dan pengabdian ini kepada masyarakat.
Hendra Kusuma, kepala divisi UMKM DPPM UMM yang sekaligus menjadi koordinator gelar produk menjelaskan, 25 stan yang ditampilkan ini terhitung masih sebagian saja. Masih terdapat banyak hasil peneltian dan pengabdian masyarakat yang dimiliki UMM namun tidak bisa diperlihatkan karena keterbatasan tempat dan barang yang terlalu besar.
“Seperti pengabdian masyarakat Mikrohidro itu ada sebenarnya, pembuatan jembatan juga. Namun, tidak memungkinkan dihadirkan di tempat ini,” jelas Hendra lebih lanjut.
Dalam gelar produk ini, salah satu hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang sosial tentang pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di beberapa wilayah di Malang dan di Kota Batu. Salah satu Posdaya yang ada terletak di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan UMM melalui tahap analisis terlebih dahulu kemudian melakukan pelatihan yang cocok untuk daerah tersebut. Hingga saat ini Koperasi Posdaya di Kecamatan Wagir memiliki omset hingga 2 Miliar rupiah.
“Kita memperbaiki kesejahteraan masyarakat di sana. Entah dari sisi pendidikan, ekonomi dan semacamnya,” jelas dosen Ilmu Ekonomi Studi Pembangun (IESP) tersebut.
Tidak hanya dalam bidang sosial saja yang ditekankan, UMM juga menekankan pengabdian masyarakat dalam bidang eksakta. Di bidang tersebut, UMM melakukan pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik. Salah satunya di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang yang hingga saat ini tidak hanya memanfaatkan mikrohidro saja. Menariknya, danau yang dibuat pembangkit listrik juga dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. “Pengabdian dan penelitiannya bahkan berkembang hingga ke tercipta tempat pariwisata baru,” jelasnya.
Di bidang ekonomi, UMM memperkenalkan galeri investasi yang memperkenalkan tentang tata cara berinvestasi dan jual beli saham. Di stan galeri investasi tersebut juga diperkenalkan bagaimana membaca dan menganalisa bursa saham yang sedang berjalan. Kampus lain yang turut berpartisipasi yakni Universitas Wisnuwardhana Malang yang memperkenalkan tas, dompet, dan baju hasil rajutan asli. Tak hanya Malang, pameran ini juga diikuti perguruan tinggi dari luar Malang. Salah satunya dari Politeknik Negeri Bandung (Polban) yang memperkenalkan penelitian bernama Rumah Pintar. (Humas UMM)