Hadinoto dan Eni Suhesti, sepasang suami istri yang menjalani ujian terbuka doktoral secara bersama (Foto : Faqih Humas) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencatat momen bersejarah ketika sepasang suami istri, Hadinoto dan Eni Suhesti, menjalani ujian terbuka doktoral di hari yang sama pada 22 Agustus lalu. Keduanya adalah mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian di UMM, mereka dikenal memiliki semangat akademik yang tinggi dan komitmen kuat terhadap studi mereka.
Adapun Hadinoto dengan penelitiannya yang berjudul Strategi Konservasi Burung Pada Berbagai Tipe Habitat di Kota Pekanbaru. Ia menyoroti peran penting burung dalam ekosistem dan mengamati dampak perubahan tutupan lahan di Provinsi Riau, yang sebagian besar didominasi oleh perkebunan monokultur, terhadap keanekaragaman burung. Ia juga menerangkan bahwa burung menjadi indikator kesehatan lingkungan, sehingga keberagaman habitat sangat penting untuk konservasi mereka.
Baca juga : Alumnus Ilmu Komunikasi UMM Sukses Jadi Praktisi Ekspor
“Penelitian ini mengidentifikasi 34 famili, 75 jenis, dan 2.244 individu burung di enam tipe habitat yang berbeda di Pekanbaru. Dengan metode survei lapangan dan analisis SWOT, disusun strategi konservasi yang mendukung pertumbuhan dan pelestarian burung. Persepsi masyarakat terhadap burung di Pekanbaru secara umum baik, dengan skor rata-rata 104,03 (83,22%), yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya konservasi burung,” jelasnya.
Hadi sapaan akrabnya berharap hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah, akademisi, dan peneliti dalam upaya konservasi burung. Strategi yang diusulkan mendukung pelestarian dan pemanfaatan peluang konservasi yang ada, serta memberikan rekomendasi dalam penyusunan peraturan terkait pelestarian burung di Pekanbaru dan sekitarnya.
Sementara itu, Eni Suhesti dengan penelitian yang Berjudul Model Rakitan Teknologi Peningkatan Kualitas dan Produksi Madu Apis mellifera L. Dengan Pakan Acacia crassicarpa menjelaskan bahwa. Penelitian tersebut bertujuan meningkatkan kualitas dan produksi madu dari lebah Apis mellifera di Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau, dengan menggunakan tanaman Acacia crassicarpa sebagai sumber pakan.
Eni sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Acacia crassicarpa merupakan tanaman yang menghasilkan nektar sepanjang tahun dan sangat potensial untuk mendukung produksi madu. Ia mengaku Penelitian tersebut dilakukan dalam tiga tahap yakni survei komposisi dan produksi nektar pada berbagai usia tanaman, eksperimen pengaruh waktu panen dan umur tanaman terhadap kualitas dan produksi madu, serta penyusunan model teknologi untuk peningkatan kualitas dan produksi madu.
Baca juga : UMM terpilih Menjadi Tuan Rumah Kuliah Umum Kemlu RI Serentak di 38 Provinsi Indonesia
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tanaman dan waktu panen mempengaruhi kualitas madu, dengan waktu panen optimal 30 hari dan umur tanaman terbaik 8 hingga 18 bulan. Model teknologi yang disusun meliputi persiapan lokasi, perawatan koloni, dan pemanenan optimal. Model ini diharapkan dapat meningkatkan produksi madu berkualitas tinggi di daerah rawa gambut,” terangnya.
Fenomena ini juga menginspirasi banyak mahasiswa lain, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dukungan yang kuat, mencapai tujuan akademik yang tinggi bukanlah hal yang mustahil. Jas Merah Kampus Putih sangat bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan akademik mereka dan berharap bahwa prestasi ini akan memberikan dampak positif yang luas, baik di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum.
Pencapaian Hadinoto dan Eni Suhesti ini memperlihatkan bahwa kesuksesan akademik tidak hanya ditentukan oleh kemampuan individu, tetapi juga oleh sinergi yang tercipta dari hubungan yang mendukung dan semangat kolektif dalam mencapai tujuan bersama. (Faq)