Prof.Dr.Ir. Noor Harini, MS dan Prof. Dr. Elfi Anis Saati, M.P ketika memberi materi di pelatihan Pendampingan Proses Produk Halal Batch 2. (Foto: Istimewa) |
Halal Center Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melangsungkan pelatihan Pendampingan Proses Produk Halal Batch 2. Rangkaian agenda tersebut dilaksanakan sejak 14 hingga 16 Juni dengan kombinasi pemateri dari guru besar, auditor halal UMM dan Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halal Thayiban (LPH-KHT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Membuka pelatihan, Wakil Rekor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. mengapresiasi pusat peneliti dan produk halal UMM. Menurutnya, program tersebut sangat penting karena akan menjadi salah satu pertimbangan sosiologis masyarakat dalam memilih produk. Apalagi muslim menjadi mayoritas di Indonesia sehingga jaminan halal toyyiba menjadi aspek penting.
“Tentu perlu adanya pengembangan dan fokus pada langkah bagaimana nanti bisa mengembangkan industri halal yang bukan hanya untuk pasar Indonesia tapi juga bisa dikembangkan ke negara-negara lain. Terutama negara-negara sekuler yang muslimnya minoritas. Tentu langkah ini adalah saslah satu upaya mengembangkan industri halal di sana,” tambahnya.
Ia juga senang karena dalam waktu dekat program ini akan dikaitkan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia berharap, nantinya para mahasiswa bisa mengikuti rangkaian program pelatihan ini dan bisa dikonversi ke kurikulum setiap prodi.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, M.P. selaku ketua pusat studi Penelitian dan Pengembangan Produk Halal UMM menjelaskan bahwa tujuan acara ini adalah untuk meningkatkan sinergisitas. Utamanya antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) serta Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halal Thayiban (LPH KHT) Muhammadiyah dalam merespon UU JPH 2014 dan UU Cipta Kerja terkait “Self Declare” bagi UMKM.
Lebih lanjut, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan kompetensi stakeholder UMM, kader Muhammadiyah, pondok pesantren, serta lembaga sekitar Malang dan Jatim. Menurutnya, pemahaman akan produk halal sangatlah penting. Dibarengi dengan kemampuan melakukan audit dan pendampingan UMKM dalam pengurusan sertifikasi halal.
“Target dari program ini adalah menyumbang solusi inovatif berupa pendampingan dan penyediaan sumber daya manudia bagi umat Islam terkait perlindungan produk halal thoyib, terutama bagi UMKM se-Jatim,” ujarnya.
Terakhir, ia juga ingin agar kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Baik itu berupa pameran produk halal, forum ilmiah skala nasional maupun internasional dan publikasi ilmiah bersama. “Saya berharap melalui kegiatan ini, kita dapat melayani dan membuktikan slogan dari Muhammadiyah untuk bangsa,” pungkasnya. (Ros/Wil)