Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Fathur Humas) |
Pengumuman Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) baru saja di rilis pada 20 Juni lalu. Banyak yang bersyukur lantaran berhasil diterima, namun banyak juga yang terpuruk karena gagal masuk di kampus impian.
Menanggapi hal itu, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Iswinarti, M.Si. menyampaikan, banyak calon mahasiswa yang terpukul lantaran lantaran mimpinya masuk ke perguruan tinggi impian tidak terwujud. Mereka bisa mengalami stress atau bahkan depresi yang berat.
"Ketika seseorang terlanjur stress saat tidak lulus dalam ujian masuk perguruan tinggi, support system dari keluarga dan teman harus muncul. Hal ini mampu mendukung orang tersebut agar mereduksi penyesalan yang sedang mereka alami," ujar dosen yang akrab disapa Iswinarti tersebut.
Baca juga: Agribisnis UMM Kirim Mahasiswa Magang ke Jepang
Individu yang mengalami stress harus diajak untuk melihat realita yang ada pada saat ini. Biasanya, ketika seseorang bercita-cita tinggi, mereka akan banyak membayangkan kemungkinan-kemungkinan saat sukses nanti. "Pada dasarnya bercita-cita setinggi mungkin itu suatu keharusan bagi setiap individu. Akan tetapi juga harus diimbangi dengan kemampuan melihat realita serta apa yang mereka miliki pada saat itu. Sehingga nanti ketika tidak tercapai, mereka bisa mengendalikan diri," tambahnya.
Iswinarti pun menambahkan bahwa ketika sudah berniat mengikuti ujian, pada saat yang sama mereka juga harus siap dengan dua kemungkinan yang akan didapat, diterima atau ditolak. Jika berhasil, maka patut disyukuri. Namun jika gagal, nilai yang harus ditanamkan adalah kampus tersebut memang bukan jalan mereka. Diabrengi dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa mungkin ada jalan lain yang sudah disediakan dan lebih baik.
Baca juga: Hayati Rhizovit, Pupuk Ciptaan Dosen UMM Atasi Lahan Kering
"Misalnya saja, ketika memang ditakdirkan untuk memasuki perguruan tinggi swasta, mereka tidak harus berkecil hati. Karena nantinya, berdasarkan dari pengalaman-pengalaman yang mereka lalui, mereka akan menyadari bahwa dari sekian banyak proses, ini merupakan pilihan terbaik untuk diri mereka masing-masing," tambahnya.
Ketika seseorang pada awalnya telah menyiapkan diri berusaha, bertawakal, dan menyadari bahwa kegagalan itu pasti ada, mereka dapat belajar menerima keadaan dan menghindari keterpurukan.
“Kita harus mampu menyediakan pilihan kedua dari keinginan kita. Sehingga saat rencana pertama tidak tercapai, kita masih bisa mengusahakn yang kedua. Pun dengan jalan-jalan yang bisa diambil nantinya," pesannya mengakhiri. (fat/wil)