Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang Berhasil Masuk Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek 2023. (Foto: Istimewa) |
Stunting masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi masyarakat. Melihat fenomena itu, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinovasi dalam penggunaan beras artifisial dan menu inovatif sehingga angka stunting bisa ditekan. Menariknya, ide ini berhasil masuk pendanaan program kreativitas mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek 2023.
Salah satu anggota tim, Nisrina Nabila Nasywa, mengatakan bahwa PKM ini berfokus untuk mencapai sustainable development goals (SDG’s) butir kedua, yakni mengurangi stunting. Menurut data yang mereka peroleh, ada lebih dari 3.601 balita di Kota Malang yang terindikasi stunting. Hal itulah yang mendorong mereka untuk menyusun inovasi Stunting Free Zone with Gen Z.
“Secara garis besar, kami menggunakan beras artificial yang terbuat dari bahan alami, yakni tepung dari kacang-kacangan lokal seperti kacang tunggak, kacang koro, kacang merah, dan lain-lain. Harapannya gizi anak-anak bisa terpenuhi dengan baik,” kata mahasiswa yang biasa disapa Riri tersebut.
Baca juga: Apa Hukum Takbiran dengan Sound System? Ini Penjelasan Dosen UMM
Selain itu, ia dan tim juga mencanangkan pelatihan pembuatan menu inovatif, utamanya di wilayah Tlogomas. Masyarakat diajari membuat nugget dari tahu hingga mengubah sayur dan tempe menjadi makanan yang menarik bagi anak.
“Kombinasi beras artificial dan menu unovatif menjadi senjata kami untuk menekan angka stunting. Makanan yang dimakan menjadi lebih bergizi dan bernutrisi utuh. Pemilihan Tlogomas sebagai lokasi juga mempertimbangkan belum adanya pelatihan serupa selama ini. Sehingga kami berharap pengetahuan ibu-ibu bertambah terkait makanan dan gizi bagi anak-anaknya,” kata mahasiswa asal Bali tersebut.
Baca juga: Mengolah Daging Kurban yang Sehat Ala Dosen Fikes UMM
Beberapa hal yang sudah dilakukan Riri dan tim adalah melakukan survey dari kelurahan ke kelurahan serta Posyandu. Sampai saat ini, mereka juga berhasil mendapatkan 21 mitra dan 7 Posyandu di daerah Tlogomas, Kota Malang. Timnya juga akan menggaet para dosen yang berkompetwn untuk turut membantu memberikan khazanah ilmu baru, termasuk dosen Psikologi dan Teknologi Pangan.
Terakhir, mahasiswa yang baru menginjak semester dua tersebut berharap inovasi yang dilakukan timnya bisa menjadi jalan untuk mengurangi angka stunting. Ia menegaskan bahwa program ini tidak akan berhenti meskipun sudah mendapatkan pengakuan melalui pendanaan Kemendikbud-ristek. Timnya berencana mengembangkan program ini ke berbagai daerah dan lokasi lain. (wil)